get app
inews
Aa Text
Read Next : 3 Tempat Wisata di Jalur Selatan Pangandaran dengan Sunset Paling Indah

Potret Ketabahan Ibu di Pangandaran, Rawat Anak Lambat Pertumbuhan dan Suami Gagal Ginjal

Selasa, 13 April 2021 - 22:09:00 WIB
Potret Ketabahan Ibu di Pangandaran, Rawat Anak Lambat Pertumbuhan dan Suami Gagal Ginjal
Sarmini, sosok ibu yang tabah. Dalam kondisi serba kekurangan, Sarmini harus merawat anak yang mengalami gangguan pertumbuhan dan suami mengidap gagal ginjal. (Foto: Syamsul Ma'arif)

PANGANDARAN, iNews.id - Dalam kondisi serba kekurangan, Sarmini (42) tetap tabah bertahan hidup mengurusi anak remaja yang divonis mengalami lambat pertumbuhan dan suami yang mengidap sakit gagal ginjal.

Sarmini merupakan warga Dusun/Desa Paledah RT 05/02, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran. Ibu ini memiliki suami Endang Kusnadi (45) yang sudah lima bulan menderita gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah setiap minggu.

Selain itu, Sarmini harus juga mengurus anaknya, Ikbal Maulana (19) dengan kelainan fisik sejak lahir dan divonis mengalami keterlambatan pertumbuhan.

Meski berumur 19 tahun, tetapi berat tubuh Ikbal Maulana hanya 12 kilogram dan tidak bisa beraktivitas layaknya anak seusia dia. Takdir itu harus dialami Ikbal dengan kondisi fisik yang dialaminya saat ini.

Berbeda dengan adiknya Sela yang masih duduk di bangku SMP kelas VIII. Lahir dan tumbuh normal, bisa bermain juga mengenyam pendidikan.

Sarmini mengatakan, Ikbal sempat mengalami kejang sehari setelah dilahirkan. "Sehari setelah lahir Ikbal sering kejang. Setelah konsultasi dengan dokter anak dan dokter syaraf didivonis lambat pertumbuhan karena ada gangguan syaraf," kata Sarmini di rumahnya, Senin (12/4/2021).

Pengobatan rutin dijalani selama 2 tahun setelah lahir, tetapi sampai umur 6 tahun belum ada perubahan. "Kami pasrah mungkin sudah takdir kami seperti ini," ujarnya.

Setiap hari Ikbal hanya makan bubur instan, beras merah, dan susu kental manis. Asupan makanan yang lain tidak bisa dia cerna. "Kami masih beruntung masuk jadi KPM PKH dan mendapat Kartu Indonesia Sehat (KIS) dari Pemerintah Kabupaten Pangandaran," tutur Sarmini.

Sarmini menuturkan, sebelum jatuh sakit, suami Endang Kusnadi bekerja sebagai buruh kuli serabutan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. "Sudah lima bulan suami saya sakit gagal ginjal dan wajib cuci darah satu minggu sekali," ucapnya.

Sejak suaminya mengalami sakit gagal ginjal, sudah tidak ada lagi penopang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. "Setiap cuci darah saya harus keluar uang Rp750.000 hingga Rp1 juta untuk kebutuhan transportasi dan akomodasi," ujar Sarmini.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut