Potret Keluarga Gadis asal Garut yang Kehilangan Ijazah di Tengah Kemiskinan
"Saya sudah meminta dan mempersilakan pihak sekolah untuk datang ke rumah, mengecek kontrakan rumah kami. Tapi sejak Wilda kelas 1 hingga lulus kelas 3, tidak ada yang datang melihat kondisi keluarga kami. Tagihan tetap Rp5 juta, hingga saya pasrah dan berusaha mencicil. Yang sudah dibayarkan Rp1,75 juta, jadi tinggal Rp3,25 juta lagi," ujarnya.
Menjelang masa sekolah Wilda selesai, tunggakan atas uang sumbangan itu belum juga sempat dilunasi. Sebab Koswara kesulitan untuk mengumpulkan uang karena telah dipusingkan oleh beban kehidupan sehari-hari.
"Ijazah Wilda belum diambil karena ada tunggakan itu, bahkan sampai anak saya dinyatakan lulus. Baru kemarin-kemarin, ketika ada panggilan kerja barulah saya memberanikan diri untuk mengambil sambil menebus sisa tunggakan. Tapi ternyata ijazahnya hilang karena katanya sudah ada yang mengambil," katanya.
Pihak sekolah, lanjutnya, saat itu hanya memberikan fotokopi ijazah Wilda, seraya menunjukkan bukti bahwa ijazah asli telah diambil seseorang.
"Sekolah hanya menunjukkan bukti bahwa ijazah sudah diambil. Ada tanda tangannya, oleh siapa, saya juga tidak tahu. Tidak ada nama jelas penerima di bawah tanda tangan itu. Terlebih saya juga tidak tahu itu tanda tangan siapa," ucapnya.
Editor: Asep Supiandi