Potret Keluarga Gadis asal Garut yang Kehilangan Ijazah di Tengah Kemiskinan
Alas rumah kontrakan ini terbuat dari lantai semen. Agar tidak dingin saat duduk di ruang tamu, keluarga ini menggunakan karpet kain usang yang kotor.
Minimnya ventilasi serta lubang cahaya di rumah tersebut membuat suasana dalam ruangan pengap dan gelap. Namun karena mereka telah terbiasa dengan kondisi tersebut, hal itu bukanlah masalah.
"Anak saya tiga. Wilda yang lulus sekolah tahun kemarin (2022) merupakan anak pertama. Anak saya yang kedua juga perempuan, putus sekolah sejak kelas tiga SMP, usianya beda satu tahun dengan Wilda. Yang bungsu, anak laki-laki. Baru saja lulus kelas 6 SD," akata Koswara memperkenalkan anak-anaknya.
Koswara kemudian menceritakan soal tunggakan yang harus dia bayar ke sekolah. Saat ini, tunggakan yang belum dibayar sebesar Rp3,25 juta.
Tunggakan ini merupakan sisa dari uang sumbangan yang totalnya mencapai Rp5 juta. Uang tersebut harus dibayar saat Wilda masuk mendaftar ke SMAN 6 Garut.
"Namun karena saat itu saya melampirkan keterangan bahwa kami berasal dari keluarga tidak mampu, ada kebijakan dari sekolah bahwa sumbangan yang harus dibayar jadi setengahnya saja, yaitu Rp2,5 juta. Karena saya tidak punya cukup uang, saya memilih mencicil dan akhirnya menunggak," kata Kuswara.
Editor: Asep Supiandi