get app
inews
Aa Text
Read Next : Misteri Pohon Raga Sakti di Situs Keramat Cimandung Cirebon, Dipercaya Jelmaan Naga

Perebutan Tahta Keraton Kasepuhan Cirebon, Keluarga Besar Kesultanan Tolak Raharjo Djali

Senin, 23 Agustus 2021 - 11:01:00 WIB
Perebutan Tahta Keraton Kasepuhan Cirebon, Keluarga Besar Kesultanan Tolak Raharjo Djali
Keluarga besar kesultanan Cirebon tegas menolak penobatan Raharjo Djali sebagai Sultan Aloeda II Keraton Kasepuhan Cirebon. (Foto: iNews/Miftahudin)

CIREBON, iNews.id - Kisruh perebutan tahta Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon, Kota Cirebon, berlanjut. Keluarga besar Kasultanan Cirebon, Jawa Barat, menolak penobatan Raharjo Djali sebagai Sultan Sepuh Aloeda II dan memimpin Keraton Kasepuhan.

Menurut keluarga besar kasultanan Cirebon, penobatan Raharjo Djali sebagai sultan sepuh tidak sah. Sebab, jauh melenceng dari nasab atau keturunan Sunan Gunung Jati.

Penobatan Roharjao Djali, kata Ratu Mawar, justru semakin memperkeruh kisruh tahta Keraton Kasepuhan. Tujuan pelurusan sejarah, sekaligus menolak Pangeran Raja Adipati Luqman Zulkaedin sebagai sultan di Keraton Kasepuhan, justru memunculkan permasalahan baru.

"Saudara Raharjo Djali, tidak memiliki kewenangan dan hak untuk menjadi sultan di Keraton Kasepuhan Cirebon, baik dilihat dari keturunan yang sifatnya langsung (dari Sunan Gunung Jati) atau apapun. Apalagi dilihat garis ayah, jauhlah," kata RAtu Mawar Kartina, keluarga kesultanan Cirebon, Senin (23/8/2021).

Karena itu, ujar Ratu Mawar, keluarga besar kesultanan Cirebon harus menegaskan yang bersangkutan, Raharjo Djali tidak berhak dan tidak memiliki kewenangan untuk menyandang gelar sultan Kasepuhan Cirebon.

Keluarga besar kesultanan Cirebon, ujar Ratu Mawar, sangat menolak penobatan Raharjo Djali sebagai Sultan Kasepuhan Cirebon. Sebab, sudah jauh dari tatanan adat yang ada. 

"Di mana kita semua berkewajiban untuk meluruskan sejarah, sementara di sisi lain ada seseorang yang justru bukan trah langsung dari Sunan Gunung Jati, yang mendeklarasikan dirinya menjadi sultan kasepuhan. Tentunya dalam hal ini, keluarga besar kesultanan Cirebon, tidak mengakui, tidak menganggap, tidak sah daripada jumenangan atau penobatan bapak Raharjo Djali," ujarnya.

Kalau Raharjo Djali keberatan dengan statemen keluarga besar kesultanan Cirebon, tutur Ratu Mawar, tinggal buktikan yang bersangkutan adalah trah atau keturunan Sunan Gunung Jati.

Sementara itu, Pangeran Patih Keraton Kacirebonan Elang Tomy Iplaludin Dendabrata mengatakan, di saat upaya pelurusan sejarah tengah dilakukan, penobatan Raharjo Djali justru memperkeruh suasana perebutan tahta Keraton Kasepuhan.

"Ini (penobatan Raharjo Djali) semakin jauh meleceng. Karena itu, keluarga besar kasultanan Cirebon menyatakan sikap tidak mengakui Raharjo Djali sebagai sultan," kata Pangeran Patih Keraton Kacirebonan.

Elang Tomy menyatakan, keluarga besar kasultanan Cirebon meminta pemerintah, baik pusat, provinsi maupun pemerintah daerah, turut memediasi polemik ini demi pelurusan sejarah dan diabsahkan semua pihak.

Disinggung siapa figur yang berhak memimpin Keraton Kasepuhan Cirebon, Elang Tomy menyatakan, perlu dilakukan pemetaan kembali sejarah dan keturunan atau trah asli Sunan Gunung Jati.

Diketahui, kisruh perebutan tahta sultan Keraton Kasepuhan berawal sepeninggal Sultan Sepuh IV Pangeran Arif Natadiningrat yang kemudian digantikan putra mahkota Pangeran Luqman Zulkaedin.

Namun sejumlah protes dari abdi dalem dan pembesar keraton terus bergulir. Mereka menganggap Sultan Kasepuhan Cirebon saat ini, Luqman Zulkaedin bukan keturunan sah dan trah dzuriah Sunan Gunung Jati.

Sebelum Raharjo Djali menobatkan dirinya sebagai Sultan Kasepuhan Cirebon, sejumlah orang mengatasnamakan diri Djuriah Sunan Gunung Jati menyerbu keraton pada Selasa (17/8/2021). Lebih dari seratus orang menyegel dan menggembok gerbang keraton tersebut. 

Akibatnya aktivitas di sekitar keraton sempat lumpuh. Massa yang sebagian besar mengenakan baju pangsi hitam-hitam seperti pendekar itu merangsek masuk menuju bangunan utama keraton dengan memanjat pagar. Mereka bermaksud menduduki Keraton Kasepuhan yang saat ini sedang berpolemik.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut