Pengusaha Milenial Kota Bandung Ini Kampanyekan Gerakan Ayo Vaksin
BANDUNG, iNews.id - Lebih dari satu tahun pendemi virus Corona meneror seluruh dunia. Salah satu upaya upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19, pemerintah Indonesia menggelar program prioritas vaksinasi nasional.
"Program yang sekarang sedang dilaksanakan secara maraton ini harus mendapat dukungan penuh dari seluruh lapisan masyarakat. Program ini merupakan upaya strategis dari negara dalam menanggulangi pandemi dengan meningkatkan kekebalan atau antibody seluruh rakyat Indonesia," kata Dadan Tri Yudianto, pengusaha milenial Kota Bandung.
Vaksin Covid-19 telah berhasil ditemukan. Seperti AstraZeneca, Moderna, Pfizer, Sinovac, dan tak ketinggalan Jhonson&Jhonson. Vaksin Nusantara, buatan anak bangsa saat ini secara intensif tengah dirumuskan formulanya.
"Semua temuan vaksin tersebut merupakan angin segar dan memberi harapan di tengah kenyataan bahwa virus Corona belum musnah dari muka Bumi," ujar Dadan yang konsern mengampanyekan Gerakan Ayo Vaksin, Rabu (28/4/2021).
Dadan menuturkan, masyarakat tidak perlu khawatir, apalagi bersikap menolak vaksinasi ketika terdaftar sebagai penerima vaksin. Yang sangat diperlukan sekarang adalah bagaimana hidup sehat.
"Salah satunya tentu saja dengan tidak mengonsumsi isu-isu menyesatkan atau hoaks berkenaan dengan vaksin ini. Sehingga tidak ada kecuali masyarakat dari berbagai usia harus bersedia secara sukarela melibatkan diri dalam program vaksinasi ini," tutur Dadan.
Meskipun muncul kasus dampak ikutan pascavaksinasi, ujar Dadan, tapi itu bersifat kasuistik. Artinya, tidak bisa digeneralisasi bahwa program vaksinasi Covid-19 berbahaya. "Kasus dampak ikutan pascavaksinasi yang terjadi hanya kejadian kecil dari seluruh kegiatan vaksinasi Covid-19," ucapnya.
Sebelum vaksin resmi digunakan dalam program vasinasi nasional, terlebih dulu diselenggarakan serangkaian tes yang melibatan para relawan. Tujuannya untuk mengetahui apakah ada efek samping yang menyertai atau tidak.
"Jika tidak ditemukan gejala sampingan yang membahayakan, tentu saja vaksin tersebut dinyatakan aman dan dapat digunakan untuk seluruh rakyat Indonesia," kata Dadan.
Begitupun saat pelaksanaan vaksinasi, ujarnya, tidak begitu saja diberikan. Namun melalui berbagai tahap yang intinya adalah untuk memastikan calon penerima bisa disuntik vaksin atau tidak.
"Catatan medis dari calon penerima vaksin tersebut. Misalnya catatan medis untuk mengetahui calon penerima vaksin memiliki komorbid atau penyakit penyerta atau tidak, pengukuran tensi darah, dan syarat-syarat lain," ujarnya.
"Sampai April 2021 ini, masyarakat Indonesia yang telah menerima vaksin hampir 10 juta orang. Mungkin dalam bulan-bulan berikut jumlahnya akan bertambah banyak sehingga pada akhirnya seluruh penduduk mendapatkan manfaat vaksin sebagai perlindungan dan pencegahan dari penularan virus Corona. Semoga," pungkas Dadan.
Editor: Agus Warsudi