Pembangunan TPST Cilame Dinilai Tergesa-gesa, Kades: Jangan Dipaksakan, Warga Masih Menolak
Mochamad Aas menyatakan, waktu pelaksanaan proyek tinggal dua bulan lagi sementara sosialisasi ke warga baru sekali dilakukan. Jadi wajar jika warga masih protes karena menilai bahwa proyek TPST tersebut tiba-tiba muncul tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Parahnya lagi, meski tanah itu sudah dibebaskan dan milik Pemda tapi warga sekitar tidak dimintai izin persetujuan.
Karena itu, ujar Aas, perlu sosialisasi lanjutan kepada masyarakat agar persepsi tentang TPST bisa diluruskan. Kekhawatiran warga, karena anggapan selama ini, TPST akan menimbulkan bau sampah, lindih mencemari sumber air, lingkungan kotor, harga tanah turun, dan sebagainya.
"Selama informasi yang jelas tidak diterima warga, mereka pasti akan berontak. Apalagi soal sampah ini kan sensitif, banyak contoh yang awalnya lahan untuk pengolahan sampah pada akhirnya tetap jadi tempat pembuangan akhir sampah," ujarnya.
Pemerintah, tutur Kades Cilame, harus memberikan jaminan bahwa TPST tidak seperti yang dibayangkan warga selama ini. Alangkah lebih baik jika proyek percontohan TPST ini bukan di Cikupa yang berdekatan dengan permukiman penduduk. Tapi misalnya dibangun di TPS pasar yang sudah ada, ketika berhasil informasikan ke warga.
Editor: Agus Warsudi