Kurangi Buangan Gas Karbon dari Pesawat, PTDI Hijaukan Kawasan Bandara
BANDUNG. iNews.id - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) berupaya mengurangi buangan gas karbondioksida di kawasan Bandara Husein Sastranegara melalui penanaman tanaman hijau. Kawasan hijau di sekitar PTDI diharapkan dapat menyerap karbondioksida yang salah satunya dibuang oleh pesawat.
"Kami melakukan penghijauan di kawasan PTDI untuk mengurangi polusi udara dan menambah habitat burung. Ini tidak akan mengganggu penerbangan, karena posisinya jauh di belakang," kata Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan pada simbolisasi penanaman sorgum di kawasan PTDI, Jumat (8/9/2023).
Menurut dia, melalui program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) PTDI berkomitmen untuk menjadikan kawasan dengan banyaknya lahan hijau agar tidak terjadinya pencemaran udara. Di mana pepohonan hijau ini juga nantinya akan berfungsi untuk mengikat gas polutan seperti karbondioksida, karena gas karbondioksida yang terlepas ke udara tersebut akan mencemari udara.
"Program penghijauan ini merupakan salah satu upaya PTDI untuk mengembalikan dan meningkatkan efektifitas lahan agar dapat berfungsi dengan baik dan optimal. Dengan banyaknya pohon ini berfungsi juga sebagai pengatur tata air untuk mencegah banjir maupun untuk melindungi lingkungan yaitu mencegah timbulnya pencemaran," katanya.
Untuk program ini, PTDI bekerja sama dengan Universitas Pasundan (Unpas) melaksanakan Program Friendly Bird sebagai upaya penghijauan kawasan perkantoran dengan menanam pohon Sacha Inchi (tumbuhan merambat).
Program Friendly Bird merupakan aksi kolaborasi antara PTDI dan Unpas dalam rangka menciptakan lingkungan Green Office dan mewujudkan spot micro forestry, yang sudah dimulai sebelumnya dengan penanaman pohon Sacha Inchi di area Kantin Basement PTDI pada bulan Desember 2022 dan kemudian akan dilanjutkan penanamannya di kawasan lainnya di lingkungan PTDI.
"Ini merupakan implementasi kerja sama Fakultas Teknik Unpas dan PTDI pada inovasi dan percontohan etalase lingkungan pada kawasan perkantoran secara berkelanjutan," katanya.
Editor: Asep Supiandi