Kasus HIV di Majalengka Melonjak, Januari-September 2021 Ditemukan 97 Pengidap
MAJALENGKA, iNews.id - Perilaku menyimpang, terutama seksual di Kabupaten Majalengka diduga marak. Akibatnya, kasus HIV di Kabupaten Majalengka pada 2021 ini melonjak dibanding 2020.
Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes), pada 2020 lalu, tercatat temuan kasus HIV sebanyak 87 Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Kasus itu dari hasil test yang dilakukan kepada 16.951 orang.
Pada 2021, sejak Januari sampai September, tercatat sebanyak 97 temuan ODHA. Temuan itu hasil dari test terhadap 9.853 dari sasaran 24.573.
"Tahun sekarang (2021) sampai September, kami menemukan 97 kasus. Kemarin (2020) 87 kasus. Sekarang sampai September sudah 97," kata Kepala Dinkes Majalengka Harizal Harahap melalui Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Penular (P2PM) Dinkes Majalengka Dede Pranoto.
Temuan tersebut, ujar Dede Pranoto, bentuk keberhasilan tim dalam menggali kasus HIV di lapangan. Kendati demikian, temuan itu tidak lantas diartikan bahwa kasus baru HIV mengalami peningkatan.
"Memang faktanya di kita itu ada. Nah masalahnya tergali nggak oleh kita? Justru dengan meningkatnya penemuan, lebih baik kan? Karena kita harus menemukan dan segera menanganinya," ujarnya.
Jadi bukan berarti kasus itu tadinya tidak ada, sekarang jadi meningkat, bukan. Justru (sebelumnya) sudah ada," tutur Dede Pranoto.
P2PM) Dinkes Majalengka, kata Dede, saat ini gencar melakukan penelusuran terhadap potensi-potensi temuan baru. Test HIV di tingkat puskesmas adalah salah satu cara yang dilakukan untuk menemukan kasus serupa.
"Kami menggerakkan seluruh sumber daya di puskesmas untuk lebih mengoptimalkan, melakukan penemuan, penjaringan, yaitu layanan test HIV," ucapnya.
"Di samping kita melakukan edukasi. Kami juga menggandeng LSM untuk menjangkau komunitas-komunitas yang tersembunyi tadi, yang LSL (lelaki seks lelaki), waria, dan WTS (wanita tunasusila). Karena kami kan nggak bisa menjangkau. Sedangkan LSM ini berasal dari komunitas-komunitas. Itu upaya-upaya yang kami lakukan," ujar Dede Pranoto.
Editor: Agus Warsudi