get app
inews
Aa Text
Read Next : 2.004 Orang Mengungsi akibat Erupsi Gunung Semeru, Tersebar di 19 Titik

Ini Pemicu Gunung Semeru Meletus Kata Guru Besar Teknik Geologi Unpad

Senin, 06 Desember 2021 - 22:38:00 WIB
Ini Pemicu Gunung Semeru Meletus Kata Guru Besar Teknik Geologi Unpad
Gunung Semeru meletus menyebabkan 22 orang meninggal, 22 hilang, dan ribuan warga mengungsi. (Foto: iNews.id)

BANDUNG, iNews.id - Guru Besar Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Nana Sulaksana menyebut, Gunung Semeru meletus dipicu oleh faktor cuaca. Letusan gunung tersebut diakibatkan oleh dua gaya, yaitu endogen dan eksogen. 

"Gaya endogen terjadi dari aktivitas magma yang mendorong material vulkanik naik ke permukaan, sedangkan gaya eksogen diakibatkan hujan ekstrem," kata Nana Sulaksana dalam keterangan resmi Unpad, Senin (6/12/2021).

“Jadi letusan kemarin bukan tiba-tiba, tapi memang sudah terjadi letusan, kegiatan magmatisme jauh sebelumnya. Hanya kemarin saat letusan besar, secara kebetulan bersamaan dengan curah hujan tinggi,” ujarnya. 

Curah hujan tinggi itu, tutur Nana, menyebabkan banjir lahar saat erupsi Gunung Semeru terjadi. Material vulkanik yang tertumpuk di kubah secara langsung bersentuhan dengan air. 

Nana menuturkan, akumulasi material tersebut, kemudian dialirkan oleh air dan hanyut ke bawah melalui lembahan dan sungai-sungai. Akibatnya, banjir lahar mampu menyapu kawasan di lembah Semeru.

“Kalau tidak ada hujan, seluruh material yang keluar, sifatnya belum langsung menjadi lahar. Ini karena musim hujan, kebetulan hujan besar, material yang teronggok di atas terkena air dan hanyut ke sungai,” tutur Nana Sulaksana.

Guru Besar Teknik Geologi Unpad mengatakan, letusan Gunung Semeru memiliki karakter sendiri. Hal ini disebabkan, setiap kompleks gunung berapi di Indonesia memiliki dapur magma tersendiri.  “Antara satu gunung api satu dengan yang lain sebenarnya berbeda. Karena itu, karakter berbeda karena kandungannya pun berbeda,” ucapnya.

Dilihat dari tipe letusan, ujar Nana Sulaksanakan, berdasarkan hasil penelitian dan historis, Gunung Semeru secara spesifik memiliki erupsi besar. Setelah itu, gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut kemudian akan tertidur kembali.

Karakter ini berbeda dengan gunung-gunung lain semisal Merapi atau Sinabung. Dinamika magma dari gunung tersebut bergerak simultan. Artinya, erupsi dengan intensitas kecil bisa terjadi dalam waktu yang sering.

Karena itu, setiap gunung berapi di Indonesia memiliki stasiun pengamatan sendiri. Para pengamat gunung berapi akan rutin melakukan pengamatan terhadap aktivitas gunung berdasarkan perubahan temperatur, catatan seismograf, hingga penampakan visual dari peningkatan gunung berapi.

Status gunung berapi kemudian akan berubah berdasarkan data yang diamati dan direkam di stasiun pengamatan. Pergerakan aktivitas gunung berapi juga dilakukan berdasarkan historis erupsi sebelumnya. “Jadi, karakter erupsi gunung berapi itu tidak bisa disamakan dengan gunung berapi lainnya,” ujar Nana.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut