get app
inews
Aa Text
Read Next : Emak-Emak Bandung Keluhkan Harga Telur Ayam Mahal Rp32.000 per Kg

Ini Biang Kerok Harga Telur Ayam di Bandung Raya Mahal

Sabtu, 27 Mei 2023 - 15:18:00 WIB
Ini Biang Kerok Harga Telur Ayam di Bandung Raya Mahal
Ilustrasi, pedagang menata telur ayam. (Foto: Antara)

BANDUNG, iNews.id - Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jawa Barat (Disperindag Jabar) mengungkapkan penyebab kenaikan harga telur ayam di kawasan Bandung Raya mahal, mencapai Rp32.00 per kilogram. Biang keroknya adalah harga telur ayam ditentukan peternak.

Kepala bidang (Kabid) Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jabar Eem Sujaenah mengatakan, acuan harga telur berbeda dengan komoditas kebutuhan bahan pokok lain yang menggunakan harga eceran tertinggi (HET).

"Untuk telur itu bukan HET. Jadi untuk telur itu harga acuan dari peternak. Harga di tingkat peternak Rp28.000 sampai Rp29.000 per kilogram (kg)," kata Eem Sujaenah, Sabtu (27/5/2023).

Eem Sujaenah menyatakan, dari hasil pemantaun di lima pasar di Kota Bandung, saat ini harga telur telah berada di angka rata-rata Rp32.600 per kg. 

"Jadi harga di Pasar Kosambi itu di Rp33.000, Andir Rp32.000, Pasar Sederhana Rp32.000, Pasar Kiaracondong itu Rp33.000, dan Pasar Baru Rp32.000. Sehingga kita merata-ratakan mulai dari Kamis hingga Jumat kemarin itu di angka Rp32.600 per kilogram," ujar Eem Sujaenah.

Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi kenaikan harga telur di Kota Bandung. Selain harga ditentukan peternak juga, pakan ayam yang juga mengalami kenaikan.

Eem Sujaenah menilai, hal inilah yang kemudian membuat dampak kenaikan harga telur di pasar-pasar yang ada di Kota Bandung. 

"Terus juga adanya bantuan pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas, Red) untuk pemberian telur ayam kepada keluarga yang teresiko stunting dan masing-masing keluarga itu diberikan sebanyak 10 telur. Maka sehingga ini menyebabkan permainan telur itu meningkat," tutur Eem Sujaenah.

Tak hanya itu, permainan harga pasar juga turut menjadi faktor meningkatnya harga di pasaran yang ada Jabar. Tingginya permintaan pasar membuat stok berkurang dan secara otomatis membuat harga telur meningkat. 

"Jadi bukan hanya dari Bapanas tetapi masyarakat juga. Sehingga keterisian di pasar itu kurang dan otomatis mengalami kenaikan harga," ucap Eem Sujaenah.

Karena itu, Disperindag Jabar akan membuat langkah strategis untuk melakukan pengawasan di pasaran agar tidak terus terjadi peningkatan yang tinggi. Pihaknya juga akan segera melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota.

"Kami juga akan melakukan koordinasi dengan pusat juga dengan provinsi lain dan kabupaten kota di Jabar ini. Jadi ini dilakukan supaya kita bisa menekan harga," ujar dia.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut