Hak Imunitas Tak Melekat pada Legislator yang Terseret Kasus Bentrok di Indramayu

INDRAMAYU, iNews.id - Ketua DPRD Kabupaten Indramayu, Syaefudin menjawab soal hak imunitas pascapenetapan salah seorang anggota dewan sebagai tersangka dalam kasus bentrokan berdarah di lahan tebu. Ternyata hak imunitas tidak melekat karena yang bersangkutan bukan sedang bertugas saat diamankan polisi.

"Pada kasus pidana ini (penetapan tersangka Taryadi), hak imunitasnya itu secara otomatis tidak melekat," kata Syaefudin di Indramayu, Kamis (7/1/2021).

Baca Juga

Pengemudi Ojol di Sukabumi Hilang, Istri Lapor Polisi

Syaefudin mengatakan Undang-undang telah mengatur hak imunitas anggota DPRD, di mana hak itu melekat kepada wakil rakyat ketika menjalankan tugasnya sebagai legislator, seperti menyampaikan pendapat, pemikirannya dan lainnya.

Akan tetapi dalam peraturan perundang-undangan juga diatur bahwa hak imunitas otomatis gugur ketika wakil rakyat tersandung kasus pidana yang tidak berkaitan dengan tugasnya sebagai legislator.

Baca Juga

6 Fakta Bocah di Sukabumi Bertahan 20 Jam di Dalam Sumur, Nomor 5 Aneh

Untuk itu, lanjut Syaefudin, dalam kasus yang menjerat anggota DPRD Kabupaten Indramayu Taryadi, maka hak imunitas itu tidak melekat karena yang bersangkutan pada waktu kejadian atau penangkapan tidak sedang bertugas sebagai legislator.

"Pada waktu kejadian yang bersangkutan tidak sedang menjalankan tugas sebagai legislator, maka otomatis hak imunitas tidak melekat," katanya lagi.

Baca Juga

Terlilit Pinjol hingga Rp30 Juta, Kepala Minimarket di Tasikmalaya Bobol Tokonya

Syaefudin menambahkan meskipun saat ini Taryadi sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus bentrokan berdarah yang mengakibatkan dua petani tebu meninggal dunia, namun Taryadi masih berstatus sebagai anggota DPRD.

Yang bersangkutan masih menerima hak-haknya sebagai anggota legislator, sampai kasus yang menjeratnya inkrah atau berkeputusan tetap.

"Sampai sekarang (Taryadi) masih sebagai anggota dewan, karena kasus ini belum inkrah dan masih dalam proses," kata dia. 

Editor: Asep Supiandi