Gila, di Kota Ini Jenazah Manusia Bisa Jadi Kompos dan Digunakan sebagai Media Tanam
Selanjutnya, pupuk yang telah dihasilkan dipanasi agar tak mengandung penyakit berbahaya. Nantinya keluarga almarhum akan menerima pupuk tersebut dan dapat menggunakannya sebagai media tanam.
Recompose, satu perusahaan di AS, mengatakan, layanan ini dapat menghemat satu ton karbon dibandingkan dengan kremasi atau penguburan tradisional.
Emisi karbondioksida merupakan kontributor utama perubahan iklim, karena bertindak menjebak panas bumi atau efek rumah kaca.
Sementara pemakaman tradisional yang melibatkan peti mati juga menghabiskan kayu, tanah, dan sumber daya alam lainnya.
Pendukung pengomposan manusia mengatakan, proses ini bukan hanya pilihan yang lebih ramah lingkungan, tetapi juga praktis di kota-kota besar, di mana lahan permakaman terbatas.
Untuk dapat mendapatkan fasilitas ini, warga harus merogoh kocek 7.000 Dolar AS atau sekitar Rp109 juta. National Funeral Directors Association (NFDA) merilis, biaya pemakaman di AS sekitar 7.848 dolar pada 2021. Sementara pemakaman dengan kremasi mencapai 6.971 dolar.
Namun, bagi sebagian orang, ada pertanyaan etis tentang apa yang terjadi pada tanah akibat pengomposan. Para uskup Katolik di negara bagian New York dilaporkan menentang undang-undang tersebut.
Editor: Agus Warsudi