Dituding Penceramah Radikal dan Intoleran, Ini Jawaban Habib Bahar
"Saya bikin surat yang mulia (majelis hakim). Saya bikin surat untuk saya mohon kepada majelis hakim di Singkawang untuk membebaskan (orang) yang sudah menghina saya karena saya sudah memaafkan dia dan dia tidak memiliki salah kepada saya. Saya memaafkan siapapun yang menghina pribadi saya, asalkan tidak menghina agama saya," ujarnya.
Habib Bahar kembali menyontoh kasus lain di Bogor, ada wanita yang menghinanya kemudian dilaporkan. Habib Bahar kembali meminta majelis hakim membebaskan wanita itu.
"Kalau pribadi saya ga papa (dihina dan dicaci maki). Saya rida. Tapi mohon maaf kalau saya sudah urusan agama, urusan istri saya, urusan ibu saya, urusan saudara perempuan saya, saya tidak bisa yang mulia. Tapi kalau pribadi saya dihina dan dicaci Insya Allah kakek kami mengajarkan itu," tutur Habib Bahar.
"Lebih baik saya yang hancur, asalkan NKRI hidup, biarkan saya yang hancur asalkan Islam tetap jaya. Biarkan saya mati dan binasa asalkan NKRI, agama Islam, dan keluarga tetap hidup. Biarkan saya yang lapar asalkan yang lain tetap kenyang. Itu saya," ucapnya.
Editor: Agus Warsudi