Didorong Gunakan Pupuk Organik, Ini Tanggapan Petani di Lembang KBB
BANDUNG BARAT, iNews.id - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong para petani menggunakan pupuk organik. Selain untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia atau anorganik, juga membantu merehabilitasi tanah.
Selama ini, penggunaan pupuk anorganik atau kimia lebih dari tiga dekade secara intensif dan berlebihan, telah menyebabkan degradasi mutu lahan pertanian. Terjadi kerusakan struktur tanah, soil sickness (tanah sakit), dan soil fatigue (kelelahan tanah).
Bentuk nyata dukungan pemerintah, Kementerian Pertanian (Kementan) mengembangkan pembuatan pupuk organik dalam bentuk fasilitas dan pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO). Dengan UPPO, petani dapat menyediakan pupuk organik secara mandiri di lingkungan pertaniannya masing-masing.
"Melalui fasilitasi UPPO, petani dapat memproduksi dan menggunakan pupuk organik secara in situ (usaha pelestarian alam yang dilakukan dalam habitat aslinya)," kata Dodih, petani sayuran di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Selasa (8/11).
Dodih menyatakan, manfaat UPPO tersebut sudah mulai dirasakan oleh para petani. Berkat program UPPO, lahan pertanian kembali subur dan berdampak terhadap produksi. "Yang paling kami rasakan itu, tanah kembali subur dan gembur, serta berpengaruh terhadap hasil tani," ujar Dodih.
Selain itu, tutur Dodih yang merupakan Ketua Gapoktan Cluster Lembang ini, program UPPO dapat dijadikan solusi terhadap ketergantungan pupuk kimia. "Sangat bisa (mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia. Pupuk organik jadi solusi jangka panjang," tuturnya.
Dodih mengatakan, agar petani kembali beralih ke pupuk organik, pemerintah harus mendukung penuh dan memberikan perhatian serius kepada program UPPO. Sebab masih ada beberapa kendala di tingkat petani. "Sejauh yang kami lakukan sampai saat ini, UPPO masih butuh perhatian terkait bahan baku mahalnya biaya angkut," ucap Dodih.
Secara kualitas, ujar Dodih, pupuk organik lebih baik dibanding pupuk kimia. Para petani memiiliki harapan agar subsidi pupuk kimia dapat dialihkan ke pupuk organik.
"Program subsidi kimia dialihkan secara bertahap ke pupuk organik dengan kualitas dan kuantitas yang lebih konsisten agar dari fungsi, pupuk organik setara dengan kimia," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Kementan berupaya mengampanyekan agar penggunaan pupuk organik demi pertanian berkelanjutan dan terus berproduksi walau dihadapkan tantangan perubahan iklim ekstrem global dan persoalan lain.
“Belum lagi bahan baku pupuk, seperti gugus fosfat yang sebagian besar dikirim dari Ukraina dan Rusia tersendat, karena perang. Jadi yang tidak dapat pupuk subsidi segeralah, menghadirkan pupuk organik,” kata Menteri Pertanian.
Editor: Agus Warsudi