Dampak Pandemi Covid-19, Angka Kemiskinan di Jabar Meningkat Jadi 9,7 Persen

BANDUNG, iNews.id - Pandemi Covid-19 tak hanya berdampak terhadap kesehatan, tetapi juga meningkatnya angka kemiskinan di Jawa Barat (Jabar). Dinas Sosial (Dinsos) Jabar mencatat angka kemiskinan di Jabar meningkat dari 6,8 persen pada 2019 menjadi 9,7 persen pada 2021.
"Angka kemiskinan hingga September 2019 mencapai 6,8 persen. Pada 2020, angka kemiskinan meningkat menjadi 8,4 persen dan pada 2021 sebesar 9,7 persen," kata Kepala Dinasos Jabar Dodo Suhendar, Selasa (19/10/2021).
Dodo Suhendar menyatakan, selain penanganan kesehatan dengan pengendalian Covid-19, Dinsos Jabar memberikan beragam bantuan, di luar program pemerintah pusat. Di antaranya memberikan paket bantuan tunai dan non-tunai 4 kali berturut–turut selama pandemi Covid-19.
"Di antaranya bantuan uang tunai Rp150.000 dan sembako senilai Rp300.000. Untuk bantuan ketiga ada penurunan Rp100.000 dan sembako Rp250.000. Sementara bantuan ke empat berupa uang tunai Rp100.000 kepada 1,9 juta penduduk Jabar," ujar Dodo Suhendar.
Sebelum pandemi Covid-19, tutur Kandinsos Jabar, penerima bantuan di Jabar hanya 15 persen dari total penduduk Jabar. Selama pandemi meningkat menjadi tiga kali lipat atau 72 persen.
"Setelah hampir dua tahun dilanda pandemi, Dinsos Jabar menggulirkan dana Rp100 miliar untuk membantu perekonomian bagi masayarakat noin DTKS atau masayarakat miskin baru, untuk permodalan dengan program modal usaha bersama," tutur Kadinsos Jabar.
Bantuan itu diberikan kepada setiap kelompok usaha dengan kententuan setiap kelompok terdiri dari 10 kepala keluarga (KK). Modal usaha yang diberikan untuk setiap kelompok senilai Rp30 juta.
"Untuk pemulihan ekonomi, Dinsos Jabar menganggarkan Rp100 miliar untuk kelompok usaha bersama. Dengan bantuan pemulihan ekonomi ini, diharapkan masayarakat non-dts atau masyarakat miskin baru dapat kembali membuka usaha dan mandiri," ucap Dodo Suhendar.
Editor: Agus Warsudi