BMKG Bandung Prediksi Cuaca Ekstrem Landa Jabar 8-10 Februari

BANDUNG, iNews.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas 1A Bandung memprakirakan cuaca ekstre akan melanda sebagian besar wilayah di Jawa Barat selama tiga hari dari 8 hingga 10 Februari 2020. Cuaca ekstrem mengakibatkan berbagai bencana, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang.
Karena itu, masyarakat Jawa Barat diimbau tetap waspada dengan potensi bencana akibat cuaca buruk tersebut.
Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan, tiga hari mendatang diprediksi, seluruh wilayah Jawa Barat akan berpotensi diguyur hujan lebat disertai petir dan angin kencang. "Kondisi tersebut memicu bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan banjir bandang," kata Teguh ditemui di kantornya, Selasa (9/2/2021).
Teguh Rahayu mengemukakan, untuk kondisi tiga hari ke depan di wilayah Jawa Barat terdapat perlambatan masa udara di wilayah Jawa Barat. Kelembapan udara di ketinggian 3 km cukup lembap. "Sehingga Berpeluang terhadap pembentukan awan-awan hujan di Jabar, termasuk Bandung dan sekitarnya," ujarnya.
Terpantau pula, tutur Teguh Rahayu, ada pusat tekanan udara rendah di Teluk Tasmania sehingga arah angin Jawa Barat berembus dari Barat dengan kecepatan angin relatif kencang, berkisar antara 27 hingga 40 km per jam.
Teguh Rahayu menuturkan, curah hujan sedang dan lebat disertai kilat dan angin kencang berpotensi melanda Kota/Kabupaten Bogor, Kota/Kabupaten Bekasi, Depok, Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Purwakarta, Karawang, Sumedang, Indramayu, Majalengka, Cirebon, Ciamis, Banjar, Kota/Kabupaten Tasikmlaya.
Sedangkan prakiraan berbasis dampak, tutur Teguh Rahayu, cuaca seperti itu akan mengakibatkan banjir dan banjir bandang. Daerah berstatus siaga antara lain, Kota/Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, Sukabumi, dan Cianjur.
"Wilayah-wilayah yang berpotensi longsor Kota/Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, dan Garut. Hampir semua wilayah Jawa Barat berpotensi cuaca ekstrem," tutur Teguh Rahayu.
Kepala BMKG Bandung mengatakan, cuaca ekstrem ini disebabkan oleh dinamika atmosfer di Monsun Asia dan daerah konfergensi antartropis, serta zona pertemuan angin dari arah Asia dan Australia memperlihatkan ada anomali yang mengarah kepada penguatan sehingga terbentuk curah hujan tinggi.
"Sekali lagi kami mengimbau masyarakat terkait cuaca ekstrem, harus waspada dan hati-hati terhadap dampak yang ditimbulkan seperti banjir, banjir bandang, longsor, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin," ucapnya.
Editor: Agus Warsudi