get app
inews
Aa Text
Read Next : 15 Keluarga Korban Kecelakaan Bus Sri Padma Kencana Gelar Tahlilan Bersama

Belum Stabil, 2 Korban Bus Sri Padma Kencana Masih Dirawat di ICU RSUD Sumedang

Minggu, 14 Maret 2021 - 14:01:00 WIB
Belum Stabil, 2 Korban Bus Sri Padma Kencana Masih Dirawat di ICU RSUD Sumedang
Petugas mengevakuasi korban kecelakaan bus PO Sri Padma Kencana di Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. (Foto: Antara)

SUMEDANG, iNews.id - Dua korba luka berat akibat kecelakaan bus Sri Padma Kencana masuk jurang di Tanjakan Cae, masih dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD Sumedang, Jawa Barat. Kondisi kedua korban kurang stabil sehingga perlu pengawasan ketat.

"Kondisi dua korban kurang stabil sehingga memerlukan pengawasan ketat. Kemari sore sempat ada penurunan kondisi. Mudah-mudahan hari ini berangsur membaik," kata Humas RSUD Sumedang Dahlan saat dihubungi wartawan dari Bandung, Minggu (14/3/2021)

Dahlan mengemukakan, sampai saat ini, enam korban kecelakaan di jalur alternatif Malangbong-Wado tersebut masih menjalani perawatan intensif. Selain dua di ICU, empat korban lain dirawat di ruang high care unit (HCU) dengan kondisi mulai membaik. "Yang dirawat di HCU itu sudah sadar. Namun mereka masih memerlukan perawatan," ujarnya.

Total korban bus Sri Padma Kencana yang masih dirawat di RSUD Sumedang, tutur Dahlan, sebanyak 14 orang. Perinciannya, dua di ruang ICU, empat di HCU, dan delapan di ruang perawatan biasa.

Menurut Dahlan, kondisi delapan korban di ruang perawatan biasa semakin membaik. Dalam waktu dekat, Senin (15/3/2021), kedelapan korban, lima di ruang perawatan Jasmin, Anggrek tiga, bisa pulang ke rumah. "Semuanya dalam kondisi yang stabil, mudah-mudahan Senin (15/3/2021) bisa pulang," tutur Dahlan.

Disinggung soal biaya perawatan, Dahlan mengatakan, selurunya ditanggung  oleh Jasa Raharja. Namun jika biaya tanggungan tak mencukupi, Pemerintah Kabupaten Subang telah bersedia untuk menanggung biaya tambahan tersebut untuk para korban. "Pemkab Subang telah menghubungi kami, biaya perawatan para korban akan menggunakan dana dari pemda," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, penyebab pasti bus Sri Padma Kencana nopol T 7591 TB terguling dan masuk ke jurang pada Rabu (10/3/2021) petang, belum diketahui. Kecelakaan itu menyebabkan 29 orang meninggal dunia (27 meninggal di lokasi kejadian dan dua di rumah sakit), dan 37 orang luka-luka.
 
Berdasarkan keterangan sejumlah saksi dan hasil investigasi dari KNKT menyebutkan kecelakaan maut tersebut diduga terjadi akibat rem kendaraan tak berfungsi alias blong.

Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan mengatakan, ketika kanfas rem dengan tromol bekerja maksimal, permukaan gesek di antara kedua komponen tersebut akan mendekati nol. Akibatnya, breakfeeding atau kanpas permukaan licin seperti kaca. 

Sopir, kata Wildan, diduga menggunakan gigi tinggi di turunan. Kemudian kanfas overheat. Saat itulah, sopir merasakan rem blong. Ketika rem tak berfungsi, pengemudi mengocok rem sehingga tekanan angin habis. 

"Kopling dan pedal mencapai 6 bar. Artinya sudah tidak bisa diinjak lagi. Pengemudi panik memindahkan gigi tanpa menginjak kopling. Hal itu menyebabkan laju bus lebih tinggi," kata Wildan.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut