Antisipasi Badai La Nina, PJT II Jatiluhur Instensifkan Pantauan Tinggi Muka Air
PURWAKARTA, iNews.id – Perum Jasa Tirta II (PJT II) Jatilihur, Purwakarta, terus memantau tinggi muka air waduk, bendung, bendungan, sungai dan lokasi-lokasi rawan banjir. Intensitas pemantauan itu untuk mengantisipasi Badai La Nina.
Selain itu, pemantauan sebagai respons atas saran Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mengintensifkan upaya penanganan serta meningkatkan level dari waspada menjadi siaga saat puncak musim hujan diperkirakan terjadi Januari– Februari 2022.
PJT II juga mengikuti penugasan dari Pemerintah Pusat untuk menyiapkan tampungan banjir prasarana Sumber Daya Air (SDA). Pengendalian dan pemantauan muka air di bendungan dan bendung dilakukan sebelum puncak musim penghujan.
“Saat ini tinggi muka air Waduk Jatiluhur berada pada elevasi +93,87 mdpl, masih di bawah batas normal TMA Waduk di elevasi +107,00 mdpl. Sebagai tampungan terakhir dari sistem waduk kaskade, pengaturan debit Waduk Jatiluhur menjadi vital sebagai pengendali banjir dan untuk menyalurkan air irigasi dan air baku,” kata Direktur Operasi dan Pemeliharaan Jasa Tirta II Anton Mardiyono," Kamis (13/1/2021).
Tak hanya itu, kata dia, secara rutin PJT II memantau kondisi-kondisi prasarana Sumber Daya Air (SDA) yang merupakan prasarana utama dan penunjang dalam pengendalian banjir. Antisipasi penanganan banjir , seperti menyediakan bahan-bahan banjiran seperti bronjong, karung, dolken juga disiapkan sebagai bentuk penanganan darurat yang didukung dengan kesiapan alat berat.
“Di lapangan, kita kerahkan personel untuk lebih intensif melakukan pemantauan tinggi muka air pada lokasi yang rawan banjir selama musim penghujan. Kita juga berkolaborasi dengan Muspika setempat bersama-sama memantau TMA ini,” kata Anton.
Pemantauan kondisi-kondisi prasarana SDA sebagai prasarana utama dilakukan melalui kegiatan rutin operasi dan pemeliharaan serta konservasi Wilayah Sungai (WS), waduk, bendungan, bendung dan Daerah Aliran Sungai (DAS). Adapun jenis kegiatan yang dilaksanakan berupa pengangkatan eceng gondok, pengangkatan lumpur, pembersihan saluran dan babadan rumput.
Di wilayah hulu Jasa Tirta II melaksanakan konservasi dengan semua stakeholder terkait seperti PTPN VIII dan Perhutani, untuk mengembalikan fungsi catchment area daerah aliran sungai seperti penanaman pohon, pencegahan pencemaran, penanganan sampah dan penataan sungai mati.
Seluruh kegiatan tersebut diharapkan dapat menjaga kesinambungan air untuk masa depan agar air terus hadir bagi kehidupan manusia.
Sementara itu, PJT II memiliki sistem FEWS untuk memitigasi bencana banjir dan SWOM untuk efisiensi pelaksanaan pemantauan banjir.
FEWS adalah suatu sistem peringatan dini daring yang diterapkan di wilayah kerja PJT II untuk memperoleh informasi lebih awal mengenai kondisi di lapangan, baik di wilayah kerja bagian hulu, hilir maupun wilayah kerja bagian timur dan barat.
Sedangkan SWOM merupakan sistem operasi dan pengelolaan Sumber Daya Air yang telah menerapkan teknologi informasi, sehingga dapat mendukung dalam proses pengambilan keputusan.
Dua sistem yang terpadu ini memudahkan PJT II dalam melakukan pemantauan muka air, khususnya pada kondisi banjir, dan dalam perumusan langkah-langkah antisipasi yang harus dilakukan dengan lebih baik dan lebih cepat.
Editor: Asep Supiandi