Ada Nyi Roro Kidul saat Warga Pesisir Pangandaran Kembali Gelar Hajat Laut
PANGANDARAN, iNews.id - Warga pesisir pantai selatan di Kabupaten Pangandaran kembali menggelar hajat laut pada 2022, setelah dua tahun, 2020 dan 2021, terhalang pandemi. Hajat laut atau syukuran nelayan ini merupakan acara yang biasa dihelat warga pesisir pantai selatan di setiap bulan Syura pada Kamis Wage menjelang Jumat Kliwon.
Guyuran hujan deras tak menyurutkan antusiasme warga pesisir Pangandaran mengikuti proses hajat laut. Tua, muda, anak-anak, pria dan wanita, tumpah ruah memenuhi lokasi acara. Mereka mengiringi tandu yang membawa sesaji untuk dilarung di tengah laut. Bukan hanya warga setempat, para wisatawan pun banyak yang menyaksikan hajat laut ini.
Seorang perempuan tampil mencolok dengan dandanan mirip Nyi Roro Kidul atau Ratu Laut Selatan. Perempuan itu mengenakan gaun berwarna hijau terang membalut tubuh dan kepalanya dihiasi mahkota.
"Penampakan" Nyi Roro Kidul itu menarik perhatian karena berpenampilan berbeda dibanding peserta hajat laut lainnya. Saat berjalan pelan menuju tepi pantai, dia dikawal para prajurit, diiringi para penari, dan aki lengser.
Ritual ini digelar sebagai ungkapan syukur para nelayan atas rezeki yang mereka peroleh selama melakukan aktivitas melaut. Dalam hajat laut juga digelar doa bersama dengan harapan tahun depan, para nelayan diberikan keberkahan, keselamatan, tangkapan ikan melimpah.
Edi Rusmiadi, koordinator kegiatan mengatakan, hajat laut merupakan tradisi leluhur, acara ritual yang dilaksanakan secara turun temurun dari generasi ke generasi sejak zaman dulu. Karena itu, sebagai warisan budaya leluhur, perlu dilestarikan.
"Ratusan warga ikut kirab dongdang atau sesaji yang akan dilarung ke laut. Lalu dongdang di bawa ke tengah laut menggunakan perahu untuk ditenggelamkan. Setalah dilakukan larung dongdang, acara diakhiri dengan tawasul dan cucurak atau makan bersama nasi tumpeng," kata Edi Rusmiadi, Sabtu (13/8/2022).
Saat ini, ujar Edi Rusmiadi, berbeda dengan tahun sebelumnya. Sebab tahun ini digelar alakadarnya, akibat pandemi. "Tahun-tahun sebelumnya, masyarakat dan wisatawan yang menyaksikan prosesi hajat laut ini lebih banyak. Meriah," ujar Edi Rusmiadi.
Selain hajat laut, panitia acara juga menampilkan beberapa acara hiburan. Ada kesenian Ronggeng Amen, Ketuk Tilu, dan lain-lain. "Selain untuk melestarikan budaya leluhur, tradisi tahunan ini bisa menjadi daya tarik pariwisata," tuturnya.
Editor: Agus Warsudi