9 Masjid di Bandung, Jejak Syiar Islam di Dataran Tinggi Priangan
BANDUNG, iNews.id - Ratusan masjid, tempat ibadah umat Islam bertebaran di seluruh pelosok Kota Bandung. Jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia, masyarakat di dataran tinggi Priangan yang kini dikenal sebagai Bandung Raya, mayoritas memeluk agama Islam.
Jejak syiar Islam di kota berjuluk Parijs van Java ini bisa ditelusuri dari masjid tertua di Kota Bandung. Banyak masjid tua dan bersejarah di kota yang berada di ketinggi 708 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini.
Ada yang masih bertahan dengan arsitektur asli, namun banyak juga yang telah berubah karena proses renovasi berkali-kali dan penambahan bangunan.
Dari sekian banyak masjid bersejarah dan indah di Kota Bandung, sebut saja di antaranya Masjid Agung Bandung atau Masjid Raya Jawa Barat di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung.
Kemudian, Masjid Mungsolkanas, Jalan Cihampelas; Masjid Besar Cipaganti di Jalan Cipaganti; Masjid Besar Ujungberung; dan Masjid Salman ITB.
Sedangkan yang terbaru dan fenomenal adalah Masjid Al Jabbar di Jalan Cimincrang, Kelurahan Cimincrang, Kecamatan Gedebage. Masjid ini dirancang dan diselesaikan pembangunannya oleh Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jabar periode 2018-2023.
Selain wisata alam yang memukau, Tatar Priangan atau Bandung Raya juga menawarkan destinasi religi yang menarik. Di Kota Bandung berdiri sejumlah bersejarah dan berarsitektur unik Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ulasan masjid di Bandung:

Masjid Raya Al Jabbar didesain oleh Mochamad Ridwan Kamil pada 2015. Saat itu, Ridwan Kamil yang merupakan arsitek profesional dan dosen di Institut Teknologi Bandung (ITB), menjabat Wali Kota Bandung. Bangunan utama masjid megah dan indah Al Jabbar dibangun di atas lahan seluas 99X99 meter persegi yang merepresentasikan angka Asmaul Husna.
Arsitektur Masjid Raya Al Jabbar dirancang dari perpaduan arsitektur modern kontemporer dengan aksentuasi Masjid Biru Turki yang dihiasi seni dekoratif khas Jawa Barat. Bangunan utama masjid tidak memisahkan dinding, atap, dan kubah, melainkan hasil peleburan ketiganya menjadi satu bentuk setengah bola raksasa.
Ketiga sisi bangunan masjid dikelilingi sebuah danau besar bagaikan cermin, merefleksikan masjid menjadi berbentuk bulat utuh. Pada malam hari, kerlip tata cahaya menambah keindahan masjid. Total luas kompleks Masjid Raya Al Jabbar 26 hektare.
Luas dan tinggi lantai salat dihiasi 27 relung terbuat dari relief tembaga yang ditempa halus oleh tangan-tangan terampil para perajin. Relief berupa motif batik ini mewakili tiap kota dan kabupaten yang sekaligus mengekspresikan kekayaan seni budaya masyarakat Jawa Barat.
Di lantai dasar atau ma’rodh Masjid Raya Al Jabbar terdapat museum sejarah Rasulullah SAW, perkembangan Islam di tanah air, dan Jawa Barat. Hal ini menjadikan Masjid Raya Al Jabbar sebagai satu-satunya masjid di Indonesia yang memiliki pusat edukasi berupa museum dengan penggunaan teknologi digital terkini.
Fungsi Masjid Raya Al jabbar selain sebagai tempat ibadah, juga pusat edukasi, dan wisata religi. Sejak diresmikan pada 30 Oktober 2022, Masjid Raya Al Jabbar tidak pernah sepi dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia.

Masjid Raya Bandung atau Masjid Agung Bandung berlokasi strategis di pusat kota, tepatnya Jalan Asia Afrika. Masjid ini berstatus masjid milik Pemprov Jabar. Masjid Agung Bandung dibangun pada 1812 atau bersamaan dengan perpindahan pusat pemerintahan Bandung dari Krapyak di Dayeuhkolot ke Dalem Kaum.
Sejak didirikan hingga saat ini, Masjid Agung Bandung telah mengalami belasan kali perombakan. Yaitu, 8 kali pada abad ke-19 dan 5 kali pada abad 20. Renovasi terakhir dilakukan pada 2001 sampai peresmian Masjid Raya Bandung pada 4 Juni 2003 oleh Gubernur Jawa Barat saat itu, HR Nuriana.
Arsitektur Masjid Bandung saat ini bercorak Arab dari sebelumnya yang bercorak khas Sunda. Total luas Masjid Agung Bandung 23.448 meter persegi dengan luas bangunan 8.575 meter persegi dan dapat menampung sekitar 13.000 jamaah.
Terdapat dua menara menjulang tinggi 81 meter yang dibuka untuk umum setiap Sabtu dan Minggu. Dari puncak menara, pengunjung bisa melihat Kota Bandung terhampar di bawahnya. Bagi yang takut ketinggian, pengunjung bisa menikmati suasana Masjid Agung Bandung di halaman yang ditutupi rumput sintetis.

Peradaban Islam di Kota Bandung tak dapat dilepaskan dari keberadaan Masjid Besar Ujungberung, di Jalan Alun-alun Barat Nomor 183, Cigending, Ujungberung. Masjid megah di kawasan timur Kota Bandung itu menjadi pusat syiar Islam sejak 1813 silam.
Masjid ini dikelilingi pagar berwarna hijau dengan dua pintu gerbang utama bergapura. Di atas gapura, tampak jelas tulisan Masjid Besar Ujungberung Kota Bandung. Meski berada di kawasan ramai aktivitas masyarakat, namun suasana hening terasa saat memasuki bagian dalam masjid.
Masjid Besar Ujungberung telah mengalami beberapa kali perombakan. Pada awal dibangun, bangunan masjid hanya berukuran 7x9 meter berdiri di atas lahan seluas 2.500 meter persegi. Pada awal 1870, bangunan masjid diperluas menjadi 10x10 meter dan kembali dipugar pada 1920.
Seiring perkembangannya, bangunan masjid terus mengalami perluasan. Kini, total luas bangunan masjid itu mencapai 9.360 meter persegi. Sampai saat ini, Masjid Besar Ujungberung tetap berdiri kokoh dan jadi pusat kegiatan Islam, khususnya bagi masyarakat Ujungberung dan sekitarnya.

Masjid Besar Cipaganti di Jalan Cipaganti merupakan salah satu karya arsitektur terkenal di era Perang Dunia II, yaitu, CP Wolf Schoemaker. Masjid ini berdiri pada 1933.
Editor: Agus Warsudi