60.000 Telur Nyamuk Wolbachia Dikembangbiakkan di Ujungberung Bandung untuk Tekan Kasus DBD
"Jadi kalau kita lihat data kasus yang demam berdarah yang ada di Kemenkes, itu memang dari 2021, 2022, hingga 2023, Kota Bandung menempati urutan pertama," tutur Kadinkes.
Menurut Ira Dewi Jani, jangka waktu telur nyamuk Wolbachia menetas dan dapat menghambat penyebaran DBD, cukup panjang.
Rentang waktu untuk pengembangbiakan hingga penghambatan penyebaran DBD, membutuhkan waktu antara satu sampai dua tahun.
"Kalau implementasi pilot project enggak bisa kayak makan cengek, begitu ditempatkan langsung berhasil. Gak bisa instan. Ini (pengembangbiakan nyamuk Wolbachia) kan sebagai pelengkap, dari program-program yang sudah ada selama ini. Jadi PSN (pemberantasan sarang nyamuk) harus tetap dilakukan. Begitu juga gerakan 3 M, dan program lainnya," ucap Ira Dewi Jani.
"Mudah-mudahan ini bisa jadi salah satu pelengkap untuk menurunkan jumlah kasus DBD di Bandung," ujar dia.
Ira Dewi Jani menuturkan, keberadaan nyambuk Wolbachia baru berdampak menurunkan kasus DBD diperkirakan butuh waktu satu atau dua tahun. Berdasar teori akan melepaskan ember berisi telur nyamuk Wolbachia setiap enam bulan.
Editor: Agus Warsudi