Menurut Dadan Sunarya, rencana pembanguan TPST terkesan mendadak, tanpa sosialisasi terlebih dahulu. Bahkan pihak konsultan yang informasinya bersama perwakilan dari Bank Dunia sudah melakukan survei ke lokasi. Namun yang disesalkan, warga tidak pernah dilibatkan, kalaupun ada pertemuan hanya sekali di kantor desa pada Kamis (7/7/2022) lalu.
"Tiba-tiba ada pertemuan di desa langsung membahas rencana pembangunan TPST, gambar bangunannya sudah ada, denahnya ada, dan yang lainnya. Jelas semua warga kaget dan bertanya-tanya," ujarnya.
Dadan Sunarya menuturkan, memang lahan yang dipakai untuk TPST itu adalah milik pemda karena sudah dibebaskan dari warga. Namun posisinya sangat berdekatan dengan permukiman, sehingga itu yang jadi keberatan warga. Apalagi nantinya dalam sehari ada sekitar 30 ton sampah dari tiga desa, yakni Cilame, Mekarsari, dan Ngamprah yang dibuang ke TPST tersebut.
"Tidak kebayang nantinya di sini seperti apa. Lalu lalang truk sampah, belum lagi mungkin akan ada para pemulung, makanya warga tetap akan menolak rencana ini," tutur Dadan Sunarya.
Editor : Agus Warsudi
bersih-bersih sampah daur ulang sampah kertas daur ulang sampah plastik kelola sampah pengelolaan sampah tempat pengelolaan sampah pengolahan sampah pengolahan sampah plastik teknologi pengolahan sampah kabupaten bandung barat
Artikel Terkait