Suasana tegang saat melintasi jembatan bambu di tengah derasnya arus Sungai Cilaki, di perbatasan Kabupaten Garut dan Cianjur. (Foto: Istimewa)

Dia mengatakan, pengalaman pertama melewati jembatan ketika berangkat dari Garut ke Cianjur saat siang hari, atau ketika suasana masih tampak biasa-biasa saja. 

"Mungkin saat itu cuacanya masih cerah dan kami menyeberang bergiliran jadi rasanya biasa. Tapi ketika pulang sore hari dari Cianjur ke Garut, ditambah hujan dan bambu jadi licin justru malah bikin panik luar biasa. Apalagi satu tangan saya harus pegangan biar gak jatuh, satu lagi memegang kamera," tuturnya. 

Hartas Fuji Dirja sangat salut dengan keberanian warga Cianjur yang kerap menggunakan jembatan ini untuk aktivitas sehari-hari ke daerah Garut. Ditengah kondisi jembatan yang memiliki resiko bahaya mereka tetap bisa tenang. 

Belum lagi jarak tempuh memakan waktu hampir satu jam, mereka juga harus menelusuri undakan sawah, kebun dan hutan yang memiliki jalan menanjak. 

"Harapan saya semoga jembatan ini bisa diperbaiki lebih layak. Terutama nantinya dapat dilewati motor agar kegiatan masyarakat dilalui dengan mudah tanpa risiko. Khususnya juga bagi warga yang berjualan hasil bumi, warga yang sakit tidak harus ditandu maupun anak-anak sekolah bisa pulang pergi dengan aman. Jika jembatannya bagus tentunya meminimalisasi hal-hal yang tidak diinginkan," tuturnya. 


Editor : Asep Supiandi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4 5
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network