Edi Sukirman baru tahu anaknya menjadi korban perundungan dari video yang beredar di media sosial (medsos). "Curiganya semenjak anak saya pulang sekolah gak ada keceriaan. Ada perubahan drastis. Dia banyak ngelamun dan sering pegang perut dan tangan. Tapi gak banyak cerita bahwa dia sering dipukulin. Pengakuan anak saya, seminggu itu, satu kali dua kali (dipukul) pasti ada," kata Edi Sukirman.
Edi Sukirman dan istri mendatangi sekolah anak. Mereka meminta sekolah lebih melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap para murid agar tidak melakukan perundungan.
"Harapannya, kejadian ini jangan sampai kena ke yang lainnya. Cukup anak saya aja yang jadi korban. Saya tidak melapor (ke polisi), bukan karena takut, tapi saya ingin ada pembinaan terhadap para pelaku," ujar Edi Sukirman.
Sementara itu, Wakil Kepala SMPN 6 Subang Bidang Kesiswaan ucu mengatakan, kasus perundungan tersebut terjadi pada pada Oktober 2022. Masalah itu telah didamaikan dengan memanggil para pelaku dan korban, guru bimbingan dan pembinaan (BP), dan wali kelas.
Editor : Agus Warsudi
perundungan anak jadi korban perundungan kasus perundungan korban perundungan pelaku perundungan perundungan perundungan anak Kabupaten Subang siswa smp
Artikel Terkait