Setelah sampai di rumah sakit itu, ujar Bani, pasien menunggu sekitar 30 menit lebih. Anak dari ibu yang sakit membawa surat rujukan dari klinik. Hasilnya ternyata dari rumah sakit sudah penuh sehingga pasien tidak bisa dirawat. "Kemudian si customer (keluarga pasien) minta di-offlinin (pengantaran tanpa tarif online) minta diantar ke salah satu rumah sakit di Jalan Soekarno-Hatta," ujarnya.
Bani Eko kemudian mengantarkan pasien, anak dan menantunya itu meluncur ke Jalan Soekarno-Hatta. Setelah menunjukkan surat rujukan dari klinik, rumah sakit itu pun tak bisa menerima pasien karena sudah penuh.
"Kemudian, saya ngajak ke RSHS tapi (pelanggan) tidak, kurang mau. Dia via telepon menghubungi adiknya. Saya diminta membawa mereka ke RS Santosa. Maka kami pun pergi ke Santosa. Saya lewat Gatsu tapi di jalan memang sudah tidak bernyawa gitu," tutur Bani Eko.
Jadi, kata Bani Eko, pasien meninggal dalam perjalanan di dalam mobil dan belum sempat mendapatkan penanganan medis. Saat dalam perjalanan, Bani melihat kondisi pasien dari spion tengah. Kondisi pasien sudah tertidur, lemas.
Tidak seperti saat dari Cijambe, Ujungberung, pasien masih bisa berkomunikasi, minta minum, dan mengobrol. Sejak dari rumah sakit di Jalan Soekarno-Hatta, pasien sudah tidur.
Editor : Agus Warsudi
pasien meninggal keterisian rumah sakit pelayanan rumah sakit pasien rumah sakit rumah sakit RS penuh rumah sakit penuh kota bandung mobil taksi online sopir taksi online
Artikel Terkait