Beberapa program itu di antaranya, beasiswa dan keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT), Hibah/Grant, program Kerja Paruh Waktu, kemitraan, bantuan keuangan lainnya dan layanan pendukung seperti konseling keuangan (financial literacy) serta workshop dab seminar serta informasi dan sosialisasi.
"Sistem ini sejalan dengan tujuan pendidikan ITB mendidik mahasiswa yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki karakter kuat, memiliki daya juang, adaptif, berintegritas, dan rendah hati," tuturnya.
Naomi mengatakan, pada skema kerja sistem ini akan disesuaikan dengan kualifikasi mahasiswa, kebutuhan fakultas/sekolah di ITB, beban studi mahasiswa, dan jadwal kuliah. Mahasiswa penerima beasiswa juga dapat bekerja di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) untuk membantu organisasi mahasiswa dalam menjalankan program-programnya.
Menurut Naomi, Lebih dari sekadar Bantuan Finansial, prinsip utama kebijakan bantuan keuangan ITB adalah tidak hanya memberikan dana, tetapi juga mendorong dan mendidik mahasiswa aktif berkontribusi dalam kegiatan akademik dan penunjangnya.
"Dengan demikian, mahasiswa penerima bantuan juga akan berperan dalam membangun atmosfer akademik yang positif di ITB, sekaligus memperkaya pengalaman mereka untuk masa depan," ucap Naomi.
Sebelumnya dalam unggahan yang viral di X disebutkan kebijakan bagi mahasiswa ITB yang menerima beasiswa pengurangan UKT terkesan aneh. Dalam foto tangkapan layar tersebut tertulis mahasiswa yang mendapatkan beasiswa UKT diwajibkan untuk bekerja paruh waktu di ITB.
"ITB makin hari makin kocak," tulis akun X @5555nangis dikutip Kamis (26/9/2024).
Hal serupa juga dikeluhkan oleh akun lain yang diketahui mendapatkan email untuk bekerja paruh waktu.
"Halo teman-teman ITB yang UKT-nya di bawah 12,5 juta, ada yang dapat email? Kita diwajibkan kerja dulu supaya UKT-nya tidak naik lagi atau bagaimana ya? Jujur bingung, soalnya jadwal sudah padat banget," tulis akun X @laneigeromand.
Kebijakan ini memicu berbagai respons dari warganet, banyak di antara mereka yang berani menyuarakan keluhan serupa.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait