SUBANG, iNews.id - Aksi unjuk rasa mahasiswa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaen Subang, berujung ricuh. Mahasiswa terlibat aksi saling dorong dengan petugas kepolisian di depan gedung DPRD Subang.
Kericuhan itu terjadi ketika puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Subang memaksa masuk ke dalam gedung DPRD Subang. Petugas kepolisian yang berjaga mengadang langkah mahasiswa. Akhirnya, polisi dan mahasiswa terlibat aksi saling dorong.
Beruntung dua anggota DPRD Subang segera menerima demonstran dan mengizinkan masuk ke gedung dewan sehingga kericuhan mereda. Sejumlah mahasiswa kemudian berdialog dengan lagislator di dalam gedung wakil rakyat.
Dalam aksi unjuk rasa ini, puluhan mahasiswa menyampaikan empat tuntutan. "Pertama menolak kenaikan harga BBM bersubsidi, kedua berantas mafia minyak, ketiga mendorong pembuatan regulasi BBM bersubsidi tepat sasaran, dan keempat, libatkan masyarakat dalam penyaluran BBM bersubsidi," kata Ibnu Fajar Ruli, mahasiswa.
Ujang Sumarna, anggota DPRD Subang mengatakan, dewan siap menyalurkan aspirasi mahasiswa ke DPR RI dan pemerintah. "Kami akan sampaikan aspirasi ini segera ke pemerintah pusat," kata Ujang Sumarna.
Setelah diterima oleh anggota DPRD Subang dan meminta rekomendasi penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi ke DPRD RI dan pamerintah, mahasiswa akhirnya membubarkan diri. Mahasiswa mengancam mengerahkan massa yang lebih banyak jika rekomendasi penolakan tidak diberikan ke pemerintah pusat.
Editor : Agus Warsudi
aksi unjuk rasa aksi unjuk rasa ricuh unjuk rasa mahasiswa aksi ricuh berujung ricuh Kabupaten Subang aksi mahasiswa harga bbm kenaikan harga bbm tolak kenaikan harga bbm
Artikel Terkait