Pengunjung menikmati sebagian karya yang dipamerkan dalam Terracotta Triennale. (Foto/MPI/inin nastain)

Untuk bahan, ujar Ismal, mereka menggunakan tanah liat dari sekitar Jatiwangi, yang biasa digunakan pekerja Jebor atau pabrik genting untuk membuat genting.

"Mereka mengeksplorasi tanah Jatiwangi. Jadi, ada juga karya dalam bentuk skema, konsep, bisnis plan, dan lain-lain. Skema, konsep itu bisa digunakan ketika ada yang ingin membuat bangunan dengan konsep terakota," ujarnya.

"Mereka berkarya di sini sejak Agustus 2021 lalu. Dalam berkarya, ada juga keterlibatan warga sekitar. Jadi, mereka berkolaborasi dengan warga di sini," tutur Ismal, yang juga penggiat seni JaF itu.

Ismal mengatakan, sebagaimana pameran, Terracotta Triennale juga akan diisi dengan workshop dan simposiaun dari para seniman yang karyanya dipamerkan itu. 

Sementara itu, Terracotta Triennale merupakan rangkaian dari Tahun Tanah, yang puncaknya diisi dengan Rampak Genteng pada 11 November 2021 mendatang.

Terracotta Triennale melibatkan belasan orang, di antaranya seniman Bandung Asmudjo J Irianto dan Tisna Sanjaya. "Dari kami, ada teman-teman Posko Suara Tanah yang ambil bagian dalam pameran ini," ucap Ismal.


Editor : Agus Warsudi

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network