Saan menuturkan, hingga saat ini, partainya tetap tidak menginginkan Ridwan Kamil menjadi kader parpol. Terlebih, kata Saan, Indonesia pun memiliki pengalaman dipimpin oleh seorang teknokrat, yakni mantan Wakil Presiden Boediono yang dikenal sebagai ekonom.
"Sampai sekarang masih dalam posisi seperti itu, menyarankan tidak jadi kader partai manapun, biar Kang Emil jadi milik semua partai," tutur Saan.
Disinggung apakah Ridwan Kamil butuh kendaraan politik untuk menghadapi ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 menyusul masa kepemimpinannya sebagai Gubernur Jabar habis 2023 mendatang, Saan mengatakan, Ridwan Kamil justru dapat lebih leluasa bergerak jika tidak menjadi kader partai.
Dalam hitung-hitungan politis, Saan yakin, Ridwan Kamil yang kini telah masuk dalam bursa calon presiden (capres) potensial justru bakal kesulitan bergerak jika posisinya sebagai kader partai atau menjadi ketua partai di Jabar.
"Justru dengan tanpa posisi itu bagus buat kang Emil. Dia bisa keliling Indonesia, blusukan untuk mempersiapkan diri di pilpres. Kalau misalkan jadi ketua partai di Jabar, dia bakal kesulitan keliling Indonesia, dalam kapasitasnya sebagai apa?" kata Saan.
Editor : Agus Warsudi
gubernur jawa barat ridwan kamil gubernur ridwan kamil ridwan kamil partai politik dpd golkar dpd golkar jabar dpp partai golkar DPD II partai golkar dpw golkar jabar dpw nasdem
Artikel Terkait