BANDUNG, iNews.id - Kota Bandung memang bukan daerah pertanian. Namun, upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk mempertahankan ketahanan pangan warganya telah dipertahankan kawasan pertanian berupa sawah abadi seluar 32,8 hektare (ha).
Areal sawah yang membentang hijau di Kelurahan Cisurupan, Kecamatan Pasirluyu, Kota Bandung itu akan menjadi salah satu kawasan ruang terbuka hijau (RTH). Di tempat ini, sawah abadi berada di dua RW yakni RW 5 dan RW 8.
Khusus yang berada di RW 5 sebagian akan diubah menjadi lokasi argowisata dengan luas mencapai 6,9 ha. Di tempat itu akan dibangun UPT Pembibitan Holtikultura dan Peternakan.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Kadistan KP) Elly Wasliah mengatakan saat ini sawah abadi milik Pemkot Bandung seluas 32,2 hektare yang terbagi di dua wilayah, yakni di RW 5 dan RW 8 Kelurahan Cisurupan, Kecamatan Pasirluyu, Kota Bandung. "Fungsi utamanya itu sebenarnya pembibitan, hanya kita kemas menjadi agrowisata," kata Elly di lokasi sawah abadi, Kamis (25/1/2017).
Elly mengatakan di tempat itu akan dibangun green house yang berisi aneka tanaman hias, sayuran, buah petik dan peternakan. Sementara sisanya tetap difungsikan sebagai sawah abadi.
Saat ini, kata Elly, pembuatan agrowisata sudah masuk pada posisi lelang. Pemkot Bandung telah menganggarkan Rp50 miliar yang akan dilakukan dalam dua tahap pembangunan. Proses lelang pertama dibuat dalam yakni Februari-Maret 2018 dengan nilai sekitar Rp 23 miliar dan sisanya akan dilakukan akhir tahun. "Utamanya kita bangun kantor (UPT), green house dan peternakan. Sisanya tahun depan. Total DED-nya mencapai Rp50 miliar," ujarnya.
Elly berharap dengan dibangunnya agrowisata tersebut bisa meningkatkan perekonomian warga sekitar. Selain itu, agrowisata sawah abadi juga bisa menjadi alternatif wisata di kawasan Bandung Timur.
Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan pengelolaan sawah abadi melibatkan warga dengan sistem bagi hasil 70 persen untuk petani dan sisanya untuk pemerintah sebagai kas daerah. "Kita baru mulai produktif 2015 dengan total masuk Rp 325 juta masuk kas daerah," ujar Oded.
Menurut Oded, sejauh ini lahan sawah abadi baru bisa menghasilkan lima persen dari kebutuhan beras warga Kota Bandung yang mencapai 600 ton per hari. "Kita komitmen dan konsisten untuk menambah sawah abadi dari segi kuantitas. Dari segi kualitas juga kita tingkatkan untuk hasil produksinya," katanya.
Oded berharap, ke depan kawasan sawah abadi itu tidak hanya produktif dari segi pertanian padi. Namun lahan kering atau daratan yang tidak dipakai sawah juga bisa produktif seperti untuk ternak ikan dan tanaman hias.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait