Dadan (46) warga Kampung Muril, RW 15 Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, KBB, yang sempat merasakan kedahsyatan gempa dari Sesar Lembang. Foto: Adi Haryanto

BANDUNG BARAT, iNews.id - Warga Kampung Muril, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB), masih trauma atas gempa yang dipicu pergerakan Sesar Lembang pada 28 Agustus 2011 lalu. Bagi mereka membicarakan Sesar Lembang ibarat menguak luka lama.  

Apalagi, masalah Sesar Lembang banyak dipulikasikan di media yang membuat trauma psikis kian mendalam. Mereka semakin khawatir Sesar Lembang yang disebutkan sedang 'tertidur' pulas sewaku-waktu bangun. Artinya, bisa  tiba-tiba terjadi pelepasan energi yang dapat memicu terjadinya gempa yang lebih dahsyat.  

Ketika peristiwa Gempa Muril akibat pergerakan Sesar Lembang sepuluh tahun lalu dengan kekuatan 3,3 Magnitudo dampaknya luar biasa. Ketika itu ratusan rumah mengalami kerusakan, mulai rusak ringan, sedang, sampai berat.

"Rumah saya hancur, atap dan temboknya roboh. Saya masih dilindungi saat itu, karena keluarga berhasil menyelamatkan diri," Kata salah seorang korban gempa Sesar Lembang 2011, Dadan (46) warga Kampung Muril, RW 15 Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, KBB, Kamis (28/1/2021).

Bagi Dadan, gempa kala itu mengajarkannya kesiapan dalam mengantisipasi ancaman pergerakan Sesar Lembang. Ilmu bangunan yang dimilikinya dimanfaatkan untuk kembali membangun rumah dengan konstruksi yang bisa menahan guncangan sampai 6,8 Magnitudo meski dengan modal pas-pasan. 

"Rumah yang dibangun sekarang lebih kecil, tapi Insya Allah tahan gempa karena konstruksinya besi. Antisipasi Sesar Lembang bergerak lagi," kata dia. 


Editor : Asep Supiandi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network