Jenazah korban MHD disemayamkan di mesjid untuk menunggu hasil musyawarah keluarga dan aparat kepolisian. (FOTO: DHARMAWAN HADI)

Walaupun dipaksa bicara, korban tidak mau mengaku sudah dianiaya. Akhirnya dokter pura-pura menyuruh keluarga untuk keluar ruangan. Keluarga bersembunyi di balik tirai di ruangan periksa. "Saat itu, korban baru mangakui bahwa dirinya sudah dikeroyok oleh tiga kakak kelasnya," ujar HY.

Karena RS Primaya tidak menerima pasien akibat kekerasan, tutur HY, cucunya tersebut dipindahkan ke RS Hermina tanpa diberitahu oleh keluarga ke pihak rumah sakit bahwa MHD merupakan korban kekerasan, pengeroyokan oleh kakak kelasnya.

"Korban yang kritis 3 hari di rumah sakit. Lalu, pada hari ini, Sabtu (20/5/2023) sekitar pukul 08.00 WIB, (korban) meninggal di RS Hermina. Hasil visum korban mengalami luka pecah pembuluh darah, dada retak, dan tulang punggung retak," tutur HY.

Korban disemayamkan di mesjid dekat tempat tinggalnya karena menunggu keputusan dan musyawarah keluarga dan aparat Kkpolisian apakah akan dilakukan autopsi atau cukup dengan hasil visum dari rumah sakit. 


Editor : Agus Warsudi

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network