BANDUNG, iNews.id - Pimpinan Ponpes Al Zaytun Indramayu dinilai tidak kooperatif. Mereka menolak bertemu tim MUI untuk berdialog terkait kontroversi dan dugaan ajaran menyimpang di ponpes tersebut.
Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar Rafani Achyar mengatakan, MUI pusat telah mengirimkan surat pada awal Mei 2023 lalu. Dalam surat itu, tim yang dibentuk MUI pusat, terdiri atas perwakilan MUI Jabar dan Indramayu berencana berkunjung ke Ponpes Al Zaytun.
Tetapi, surat itu dibalas oleh pengurus DMK Al Zaytun bukan oleh pimpinan ponpes yang berada di Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu tersebut.
"MUI telah bersurat ke Al Zaytun untuk melakukan kunjungan. Tapi Al Zaytun tidak kooperatif. Tidak bersedia (menolak kunjungan tim MUI) dengan alasan tahun ini sedang sibuk. Surat itu dikirim oleh MUI pusat, tapi dari Al Zaytun dijawab oleh Sekretaris DMK, bukan pimpinan pondok. Coba bayangkan," kata Sekretaris MUI Jabar, Jumat (16/6/2023).
Rafani Achyar menyatakan, walaupun Al-Zaytun masih tidak kooperatif, tim MUI akan tetap datang untuk melakukan konfirmasi. "Nanti 21 Juni 2023 tim dari tim MUI pusat turun (datang ke Ponpes Al Zaytun). Diterima atau tidak, akan turun ke Al Zaytun," ujar Rafani Achyar.
Disinggung tentang fatwa terkait Ponpes Al Zaytun, Sekretaris MUI Jabar menuturkan, fatwa MUI harus melalui berbagai tahapan pengkajian. Apalagi berhubungan dengan fiqih.
"Fatwa ini tidak sembarangan. Ada protap (prosedur tetap)-nya. Harus bertemu dengan yang bersangkutan, dilakukan pengkajian," tutur Sekretaris MUI Jabar.
Sementara, Ketua MUI Indramayu KH M Syatori memastikan ajaran di Ponpes Al Zaytun melenceng jauh dari ajaran Islam umumnya. Ketidaksamaan tersebut terjadi dalam tata cara salat, puasa, dan haji. "Karena itu, MUI Indramayu mendesak pemerintah segera hadir dan menyelesaikan kemelut di Al Zaytun," kata KH M Syatori.
Diketahui, Ponpes Al Zaytun terus menuai kontroversi dan polemik di masyarakat. Selain karena praktik keagamaan yang dinilai tidak lazim, beberapa pernyataan pimpinan Al Zaytun, Panji Gumilang alias Abu Toto, juga membuat geram masyarakat.
Unjuk rasa digelar massa Forum Indramayu Menggugat (FIM) itu karena pemerintah tidak kunjung melakukan tindakan tegas terhadap Ponpes Al Zaytun. Padahal, praktik keagamaan dan pernyataan-pernyataan kontroversial Panji Gumilang telah membuat masyarakat resah.
Salah satu potongan video yang tengah menjadi sorotan publik beberapa waktu lalu adalah pimpinan Al Zaytun Panji Gumilang mengaku sebagai komunis di hadapan para santri. Video tersebut menyebar hingga viral di berbagai media sosial (medsos) dan menuai kontroversi.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait