BANDUNG, iNews.id - Para pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat mendorong sinkronisasi antara dunia usaha sebagai penyedia lapangan kerja dengan dunia pendidikan. Sinkronisasi ini penting untuk menekan angka pengangguran.
Data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka per Agustus 2022 adalah sebesar 5,86 persen atau 8,42 juta orang dari 143 juta angkatan kerja. Pengangguran lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan yang tertinggi dibanding jenjang pendidikan lainnya, yaitu sebanyak 9,42 persen dan SMA 8,57 persen.
Wakil Ketua Umum bidang SDM dan Ketenagakerjaan Kadin Jawa Barat Tubagus Basit Subahi menyatakan, saat ini penting mengintegrasikan sektor pendidikan vokasi, di tingkat SMK, sekolah tinggi teknik, dan kebijakan pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) serta Unit Pelaksana Teknis Dinas Ketenagakerjaan (UPTD) dengan pengusaha.
"Dunia industri dan pendidikan harus terjadi sebuah sinkronisasi, jangan ada egosentris dari masing-masing, sehingga seolah jalan sendiri sendiri. Lulusan pendidikan tidak terserap, sehingga pengangguran cukup tinggi," kata dia di sela acara Rapat Koordinasi Kadin Jawa Barat tentang Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi di Hotel El Royale, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Selasa (15/8/2023).
Menurut dia, kebijakan atau program yang dihasilkan perlu diarahkan untuk upaya konkret dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap terintegrasi dengan dunia usaha dan industri. Sehingga terjadi link and match antara pengusaha dan dunia pendidikan.
Lebih lanjut dia menjelaskan, rapat koordinasi Kadin mengangkat isu penting tentang revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian program untuk mendorong kemajuan dan daya saing daerah Jawa Barat.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait