Sedangkan minyak goreng curah justru menghilang di pasar-pasar tradisional. Padahal masyarakat beralih ke minyak curah karena harganya lebih murah. Kondisi membuat masyarakat menjerit dan mengeluh dengan kebijakan harga baru.
Akibatnya, antrean kerap terlihat di agen-agen penjualan minyak curah seperti di Kota Cimahi dan Bandung Barat. "Jadi kalau ada subsidi pemerintah, banyak spekulan yang menimbun minyak. Ketika subsidi dicabut, baru barang dikeluarkan lagi," ujarnya.
Menghadapi situasi ini, Leni Evangelista menyarankan pemerintah pusat hingga daerah sebaiknya memberikan subsidi-subdisi harga kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan. "Kebijakan itu bisa dilakukan, tapi harus benar-benar tepat sasaran ke komoditas yang dibutuhkan masyarakat (kurang mampu)," tutur Leni.
Editor : Agus Warsudi
antre minyak goreng antrean minyak goreng harga minyak goreng HET minyak goreng kartel minyak goreng kelangkaan minyak goreng kebutuhan minyak goreng krisis minyak goreng unjani
Artikel Terkait