Minyak goreng kemasan menumpuk di Pasar Modern seusai kebijakan subsidi dicabut pemerintah. Padahal sebelumnya, komoditas pokok ini sangat sulit dicari. (Foto/MPI/Adi Haryanto)

CIMAHI, iNews.id - Pemerintah disebut kebingungan menghadapi kisruh harga dan kelangkaan minyak goreng yang terjadi dalam tiga bulan terakhir. Parahnya lagi, kebijakan yang diambil pemerintah justru membuat persoalan minyak goreng justru semakin ruwet.

Pengamat Ekonomi Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) Cimahi Leni Evangalista Marliani mengatakan, pemerintah seperti yang tidak berkutik menghadapi persoalan kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng.

Contohnya, ketika pemerintah memutuskan untuk membuat harga eceran tertinggi (HET) semua jenis minyak goreng, komoditas pokok justru menjadi langka dan sulit didapat masyarakat.

"Pemerintah seperti yang bingung sendiri. Pasokan sudah gak ada, sementara harga di masyarakat terus naik," kata Leni Evangelista, Kamis (24/3/2022).

Leni menyatakan, tingginya harga minyak saat ini dikarenakan harga Crude Palm Oil (CPO) mahal. Namun keberadaan spekulan pun ikut berperan memperkeruh kisruh minyak goreng saat ini.

Hal itu terlihat ketika HET minyak goreng ditetapkan, minyak goreng sulit didapat. Sedangkan ketika HET dicabut, tiba-tiba harga melambung dan minyak goreng kemasan melimpah di minimarket serta supermarket. 

Sedangkan minyak goreng curah justru menghilang di pasar-pasar tradisional. Padahal masyarakat beralih ke minyak curah karena harganya lebih murah. Kondisi membuat masyarakat menjerit dan mengeluh dengan kebijakan harga baru.

Akibatnya, antrean kerap terlihat di agen-agen penjualan minyak curah seperti di Kota Cimahi dan Bandung Barat. "Jadi kalau ada subsidi pemerintah, banyak spekulan yang menimbun minyak. Ketika subsidi dicabut, baru barang dikeluarkan lagi," ujarnya. 

Menghadapi situasi ini, Leni Evangelista menyarankan pemerintah pusat hingga daerah sebaiknya memberikan subsidi-subdisi harga kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan. "Kebijakan itu bisa dilakukan, tapi harus benar-benar tepat sasaran ke komoditas yang dibutuhkan masyarakat (kurang mampu)," tutur Leni.


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network