GARUT, iNews.id - Belasan, bahkan ada yang menyebut 21 santriwati Ponpes TM Boarding School dan Ponpes MH Antapani, Kota Bandung, jadi korban pemerkosaan oleh Herry Wirawan, guru atau ustaz di lembaga pendidikan itu. Para korban umumnya mau dibawa ke Kota Bandung oleh pelaku karena diiming-iming sekolah gratis.
Sebagian besar para korban berasal dari daerah terpencil di selatan Kabupaten Garut. Salah satu wilayah yang menjadi domisili korban adalah di Mekarmukti, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut.
Untuk menuju rumah salah seorang korban kurang lebih membutuhkan waktu tujuh jam dari kota karena medan yang cukup sulit. Anggota DPR Dedi Mulyadi bertemu para orang tua korban di Desa Mekarmukti.
Sebelum bertemu para korban dan orang tuanya, Dedi sempat melakukan komunikasi dengan Kades Mekarmukti Hikmat Wijaya melalui sambungan telepon. Dalam obrolannya Hikmat mengatakan, sekitar delapan orang anak di Desa Mekarmukti yang 'nyantri' di Bandung. Dari jumlah tersebut, lima perempuan dan tiga laki-laki. "Nyantri itu dari tahun 2014-2015," kata Hikmat pada Dedi Mulyadi, Minggu (12/12/2021).
Menurut Hikmat dari lima santriwati, empat menjadi korban. Tiga orang telah melahirkan, sementara satu lagi hanya mengalami pelecehan seksual yang dilakukan terdakwa Herry Wirawan.
"(Bayi yang dikandung para korban akibat kebiadaban Herry Wirawan) sekarang udah lahir. Dua laki-laki, satu perempuan. Paling besar empat tahun, paling kecil baru tiga dan empat bulanan," ujarnya.
Hikmat menuturkan, anak-anak Desa Mekarmukti tersebut mau ke Bandung karena diiming-imingi pesantren gratis. Selain itu pesantren juga disebut bagus dan telah diakui oleh Gubernur dan Wagub Jabar.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait