Kang Denas menuturkan, terkait kemunculan KIB dengan segala visi misi yang telah disampaikan secara resmi oleh ketua umum masing-masing partai yang tergabung dalam KIB, Relawan Sahabat Airlangga memberi apresiasi dan catatan.
Sebagai koalisi terbuka, KIB telah memberi kesempatan kepada masyarakat untuk menilai, memberi masukan termasuk kritikan. “Arah yang diciptakan KIB bagi relawan bisa disebut sebagai tradisi baru dalam pemilihan pemimpin Indonesia. Biasanya kan rakyat kurang diberi pilihan, apalagi masukan untuk calon pemimpin karena tradisinya selalu dibuat pada menit akhir atau last minute pendaftaran kontestasi,” tuturnya.
Berbeda dengan KIB, kata Kang Denas, dengan waktu kurang lebih 1,5 tahun ke depan, rakyat Indonesia telah diberikan keleluasaan untuk memberikan masukan dan kritikan kepada calon pemimpin. “Sehingga rakyat menjadi terang benderang sejak awal, tidak membeli kucing dalam karung,” ucap Kang Denas.
Pendapat serupa disampaikan oleh akademisi dari Universitas Trunojoyo Madura Surokim Abdul Salam saat memberikan tanggapan terkait visi dan misi KIB. Menurut Surikom Abdul Salam, KIB telah memberi ruang dan waktu lebih panjang kepada masyarakat untuk terlibat dalam demokrasi yang sesungguhnya termasuk dalam memberikan kritikan.
“Politik last minute yang selama ini digunakan para elite dijawab oleh KIB dengan sangat baik. Ini tradisi baru bagi demokrasi kita, di mana masyarakat sejak awal diberi kesempatan memberikan catatan juga kritik dan evaluasi terhadap calon pemimpinanya,” kata Surikom Abdul Salam.
Editor : Agus Warsudi
KIB Koalisi Indonesia Bersatu airlangga hartarto menko perekonomian dpp golkar dpp partai golkar ketum golkar
Artikel Terkait