Di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya, yang di dalamnya terdapat IAILM, tutur Kang Ace, masyarakat bisa belajar tentang warna Islam toleran dan wasathiyah (moderat). Semangat pendiri Suryalaya melalui ajaran dan tradisi tasawufnya telah membuktikan kehebatan dalam memelihara tradisi keagamaan yang baik, toleran, dan ramah.
"Saya meyakini PT seperti IAILM Suryalaya akan semakin maju karena selama ini telah mewariskan kemajuan pendidikan dengan tetap konsisten memelihara akar tradisi,” tutur Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat itu.
“Tantangan kita ke depan pada era digital, membutuhkan penyesuaian dari dosen dan mahasiswa. Sebab masih terdapat paham-paham radikal yang menyusup ke perguruan tinggi dan kehadiran kampus, seperti IAILM menjadi sangat penting,” ucap Kang Ace.
Untuk menghadapi persoalan itu, ujar Kang Ace, dibutuhkan melalui pengingkatan soft skill. Yaitu, kemampuan non-teknis seperti literasi digital. “Hasil sensus 2020 menunjukan komposisi penduduk Indonesia didominasi generasi milenial (25,8 persen) dan Gen Z (27,9 persen) yang akan mengisi dunia kerja ke depan,” ujar Kang Ace,
Menurut Kang Ace, soft skill penting dalam dunia kerja. Sebab, berdasarkan penelitian Harvard University, Carnegie Foundation, Standford Research Center Amerika Serikat, soft skill menyumbang 80 persen bagi kesuksesan karier seseorang, sementara 15 persen hard skill.
Editor : Agus Warsudi
Soft skill hard skill perguruan tinggi perguruan tinggi swasta ponpes suryalaya Kota Tasikmalaya DPD I Partai Golkar Jabar dpd partai golkar jabar ketua dpd golkar jabar ace hasan syadzily
Artikel Terkait