Bandung menjadi tuan rumah ASOMPS XVIII di Sabuga, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Kamis (5/10/2023). (Foto: iNews.i/Arif Budianto)

BANDUNG, iNews.id - Perguruan tinggi (PT) terus menggenjot pengembangan dan riset obat herbal salah satunya dari jamu menjadi produk bernilai ekonomi tinggi. Hal itu seiring tingginya pemanfaatan obat herbal oleh masyarakat. 

Chairman Asian Symposium on Medicinal Plant, Spices, and Other Natural, Products (ASOMPS) XVIII Elfahmi mengatakan, perguruan tinggi terus mendorong riset obat tradisional menjadi produk obat bernilai ekonomi tinggi. Berbagai riset telah dilakukan oleh banyak perguruan tinggi dan menghasilkan produk yang bermanfaat bagi pengobatan manusia. 

"Kalau dulu perguruan tinggi terbatas pada temuan riset saja, untuk saat ini riset yang kami hasilkan lebih aplikatif dengan menggandeng perusahaan. Sehingga temuan tersebut bisa dikembangkan menjadi produk jadi," kata dia pada usai pembukaan ASOMPS XVIII di Sabuga, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Kamis (5/10/2023). 

Menurut dia, banyak hasil riset perguruan tinggi yang telah dipakai kalangan industri dan bernilai jual. Misalnya obat anti alergi, propolis, obat hipertensi, dan lainnya. Walaupun, secara jumlah di Indonesia baru 26 produk herbal yang telah masuk kategori fitofarmaka. Sementara item dalam bentuk kami tradisional jumlahnya lebih dari 10.000 an. 

"Memang secara jumlah obat tradisional yang telah masuk fitofarmaka masih rendah. Salah satu kendalanya adalah adanya harapan harga obat herbal lebih murah. Sementara risetnya tidak mudah, karena ini ekstrak jadi perlu riset panjang," katanya. 


Editor : Asep Supiandi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network