MAJALENGKA, iNews.id - Kabupaten Majalengka menjadi salah satu daerah yang memiliki kerawanan gempa, baik vulkanik maupun tektonik. Untuk gempa vulkanik, potensi tersebut dipicu karena di Kabupaten Majalengka terdapat Gunung Ciremai, sedangkan potensi tektonik dipicu adanya beberapa sesar.
Sub Koordinator Kedaruratan BPBD Majalengka Rezza Permana mengatakan, Majalengka memiliki dua jenis sesar yakni sesar besar dan sesar lokal. Ada lebih dari 20 sesar yang ada di daerah ini.
“Di Majalengka sendiri sebenarnya terdapat sebanyak 20 sesar lebih. Sesar lokal ada Sesar Cimeong, Sesar Maja, dan sesar-sesar lainnya yang memiliki potensi kegempaan yang cukup lumayan, dan harus kita perhatikan serta waspadai,” kata Rezza.
Selain sesar lokal, di Majalengka juga ada sesar yang cukup besar, yakni Sesar Baribis. Sesar ini, jelas dia, memanjang hingga Kabupaten Subang. “Sesar ini memanjang dari Majalengka sampai ke Subang,” kata dia.
Dari dua jenis sesar itu, lanjut Rezza, sesar lokal berpotensi bisa memicu dampak yang cukup besar. Pasalnya, belum ada kajian yang mendalam terkait sesar tersebut.
“Wilayah rawan itu mayoritas di wilayah tengah. Wilayah itu sekitar Bantarujeg, Maja, Banjaran. Itu sangat berdampak,” tutur Rezza.
“Wilayah utara juga perlu diwaspadai karena potensi bahaya kerusakan cukup tinggi. Itu karena tingkat kepadatan penduduknya di utara cukup tinggi. Jadi walaupun gempanya bersumber dari wilayah tengah, tetapi wilayah utara seperti Kadipaten, Jatitujuh dan lain-lain memiliki potensi kerusakan infrastruktur yang cukup besar,” kata dia.
Sebagai bentuk antisipasi munculnya korban besar saat terjadi gempa sebagai dampak dari pergerakan sesar-sesar itu, Rezza menjelaskan pihaknya sudah melakukan berbagai upaya.
“Salah satunya pembuatan kajian risiko bencana dari BPBD. Tahun ini Alhamdulillah akan selesai. Sekarang kami hampir setiap hari melaksanakan simulasi. Itu (simulasi) atas permintaan masyarakat, institusi maupun pihak swasta untuk penanggulangan kebencanaan, khususnya gempa,” kata dia.
“Untuk beberapa sekolah atau institusi pemerintah dan swasta, sudah kami data dan kami petakan jalur evakuasinya harus ke mana. Untuk masyarakat umum baru sebagian kecil saja,” ucap Rezza
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait