Achmad Taufan (tengah), kuasa hukum Muhammad Ramdanu alias Danu (kiri). (Foto: iNews/DOK)

BANDUNG, iNews.id - Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jabar masih mendalami motif pembunuhan ibu dan anak, Tuti Suharti (55) dan Amalia Mustika Ratu atau Amel (23) di Subang. Namun, motif pembunuhan terkait yayasan menguat.

Seperti yang disampaikan Achmad Taufan, kuasa hukum tersangka Muhammad Ramdanu alias Danu (23), kepada wartawan melalui wawancara per telepon, Senin (13/11/2023). 

Menurut Achmad Taufan, saat bertemu Danu di warung pecel lele, tersangka Yosef Hidayah cerita tentang kekesalannya terhadap almarhumah atau korban Tuti Suharti dan Amel. Sebab, Yosef sebagai pendiri Yayasan Bina Prestasi Nasional tidak mendapatkan bagian penghasilan dari yayasan itu. 

"Di pecel lele, Yosef cerita tentang kekesalannya terhadap almarhumah atau korban Tuti Suharti. Yosef yang mendirikan yayasan tapi tidak mendapatkan bagian, dibatasi keuangan, dan tidak ada penghasilan," kata Achmad Taufan.

"Nah setelah curhat panjang lebar, setelah itu mengarahkan Danu nanti di rumah kamu udah disiapin itu ada golok kamu ambil ya Nu, bantu saya, kamu tenang aja, bantu emang (paman)," kata Achmad Taufan.

Di pecel lele berapa jam sebelum kejadian? Achmad Taufa menuturkan, pertemuan di warung pecel lele itu,  tidak lama, Danu dari warnet dijemput dan diinfokan oleh Pak Yosef minta bertemu.

Yosef ngambil motor langsung ke pecel lele. Danu dari warnet jalan kaki ke warung pecel lele. Saat Danu sampai di pecel lele, Yosef sedang makan. "(Danu dan Yosef) ngobrol tidak lama sekitar jam 9 malam (21.00 WIB). Sampai TKP jam 10 (22.00 WIB). Di pecel lele tidak sampai setengah jam (30 menit)," ujar dia.

Ditanya apakah benar Yosef mengatakan ingin memberi pelajaran kepada korban Tuti? Achmad Taufan menyatakan, berdasarkan pengakuan Danu, benar Yosef menyatakan seperti itu.

"Iya. Jadi ada kata-kata begitu juga. Jadi dia mengungkapkan kekesalannya, Saya mau ngasih (memberi) pelajaran sama bibi, gitu," tutur Achmad Taufan.

"Kalau kata-kata membunuh tidak ada. Namun kata "pelajaran". Karena Danu ini kan IQ-nya tidak seperti orang normal jadi yang penting dia dikasih (diberi) klu-klunya (petunjuk) aja. Yang penting dia bantu. Di sana (warung pecel lel) dia (Danu) menganggap Yosef ini betul-betul terzalimi. Apalagi Yosef terkenal orang kaya, jadi Danu takut, hormat sama Yosep," ucap dia.

Artinya dari sisi Danu, kata Achmad Taufan, Danu sudah terpancing bahwa uwaknya itu, Yosef Hidayah, benar-benar sakit hati, terzalimi, marah, dan kesal.

"Ibaratnya gini, dia (Danu) ini pembantu majikan pertamanya Yosef dan keduanya Mimin. Nah ini yang curhat majikan utamnya, mau tidak mau dia terbawa," ucap Achmad Taufan.

Achmad Taufan menyatakan, pembunuhan terhadap Tuti dan Amel sangat direncanakan. Artinya direncanakan oleh oknum selain Danu. Sebab, Danu IQ-nya rendah. Kalau diajak ngobrol serius jauh-jauh hari dia lupa. 

"Kami kuat menduga ini memang direncanakan, jam Arighi dan Abi datang jam Mimin datang itu dalam pra rekonstruksi kemarin (Kamis 2 November 2023) sudah diperjelas," ujar dia.

Achmad Taufan mengaku belum mendapatkan informasi A1 terkait rekonstruksi. "Sampai hari ini belum ada info, tanggalnya kan harus disesuaikan dengan berbagai pihak," tutur dia.

Disinggung tentang pengajuan Danu sebagai justice collaborator (JC), Achmad Taufan mengatakan, sampai saat ini masih berproses. "Ini kan juga belum rekonstruksi. Pendalaman 3 tersangka sedang berjalan. Yayasan jadi pusat masalah juga didalami. Yang pasti belum ada nama lain yang masuk ke LPSK terkait JC," ucap Achmad Taufan.

Achmad Taufan mengatakan, Danu ditempatkan di sefe house sejak awal kasus terungkap. Penempatan Danu di safe house permintaan kuasa hukum karen pertama, Danu masih dalam lingkaran tersangka lain.

Kedua, perkara ini sudah dua tahun berlalu. Sehingga, bukan tidak mungkin, ada yang khawatir Danu berani membongkar kasus ini. "Dari awal Danu tidak berani bongkar karena takut keselamatan nyawa, keluarga. Yang kami amankan bukan Danu saja tapi keluarga juga untuk dijaga," ujar Achmad Taufan.

Apakah ada acaman terhadap Danu dan keluarganya? Achmad Taufan menuturkan, tidak ada ancaman langsung ke Danu. Namun ke keluarga Danu saat awal mengumpukan informasi dan interogasi terhadap Danu, ada satu dua mobil mencurigakan yang bolak-balik di depan rumah keluarga Danu. "Mobil saya gampang dibaca, jadi kalau saya datang mereka pasti tau ada saya," tutur dia.

Achmad Taufan berharap pertama, tiga tersangka segera ditangkap. Kedua motif segera terungkap sehingga perkara bisa dilanjutkan, disidangkan dan diperiksa di pengadilan. 

"Kalau berlama-lama, kami khawatir juga para tersangka manuver yang kita tidak tahu seperti apa. Buktinya dua tahun dua bulan tidak bisa diungkap.

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jabar Kombes Pol Surawan mengatakan, penyidik Ditreskrimum Polda Jabar mulai menemukan titik terang motif pembunuhan sadis pada Rabu 18 Agustus 2021 itu diduga terkait Yayasan Bina Prestasi Nasional.

Namun, untuk memastikan motif itu terkait yayasan atau bukan, polisi nasih melakukan pendalaman. "Sedikit banyak (motif) sudah mulai terbuka. Kalau sudah klop semua keterangan, kami sampaikan. Yang jelas pemeriksaan itu kan berbagai informasi kami rangkum jadi satu," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jabar Kombes Pol Surawan kepada wartawan di Mapolda Jabar, Jumat (27/10/2023).

Kombes Pol Surawan menyatakan, motif pembunuhan ibu dan anak di Subang yang mulai terkuak, setelah penyidik melakukan pemeriksaan intensif terhadap beberapa pengurus yayasan Bina Prestasi Nasional milik Yosep Hidayah.

Mereka yang diperiksa, yaitu, pengurus yayasan dari keluarga korban dan tersangka serta mantan kepala sekolah Yayasan Bina Prestasi Nasional yang menyelenggarakan pendidikan jenjang SMP dan SMK.

Kombes Pol Surawan menyatakan, pemeriksaan terkait pengelolaan dana dan izin sekolah. Hasil pemeriksaan menunjukkan Yayasan Bina Prestasi Nasional tersebut legal.

Namun, didapati data siswa fiktif di yayasan itu. "Secara yayasan semua legal standing sudah benar, namun secara operasional tidak ada siswanya," ujar Kombes Pol Surawan.

Diberitakan sebelumnya, kasus pembunuhan almarhumah Tuti dan Amelia terjadi pada Rabu 18 Agustus 2021. Korban Tuti dan Amalia ditemukan tewas bersimbah darah dalam bagasi Alphard. Kasus ini sempat diselimuti misteri selama 2 tahun 3 bulan. Namun, penyelidikan tidak pernah berhenti.

Akhirnya, atas dasar pengakuan Danu dan bukti-bukti, penyidik Ditreskrimum Polda Jabar menangkap Yosef Hidayah (suami korban Tuti dan ayah kandung Amel), Mimin (istri kedua Yosef), Arighi Reksa Pratama (anak pertama Mimin), dan Abi Aulia (anak kedua Mimin), serta menetapkan mereka sebagai tersangka. Tersangka pelaku utama atau dalang pembunuhan ini adalah Yosef Hidayah. 


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network