Tomi menyatakan, jika turun hujan air masuk ke dalam rumah. Terlebih, jika hujan tersebut disertai angin, rasa takut dan was-was menghantui ia dan keluarganya. "Jika turun hujan saya selalu berdoa kepada Allah, agar hujan turun jangan disertai angin. Saya takut rumah ini roboh," ujar Tomi.
Di sisi lain, Tomi menuturkan, tidak jarang ada binatang masuk ke dalam rumah mulai ular hingga biawak. "Di belakang rumah saya kan sungai Cimanuk, kadang ada binatang yang masuk. Bahkan biawak sering bolak-balik, suka masuk dari bilik yang bolong ini," tuturnya.
Tomi mengaku, sebagai seorang pengamen hanya berpenghasilan rata-rata Rp50.000 per hari. Tentu, pengasilan itu tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup dirinya bersama keluarganya tersebut.
Karenanya, untuk mencari penghasilan tambahan, Tomi terkadang menjadi buruh serabutan. "Selain ngamen saya juga seorang kuli serabutan. Ya kadang-kadang ada yang nyuruh saya bersihin rumput. Saya sih mau aja yang penting halal," ucap Tomi.
Sementara itu, Sohibul, selaku ketua RT setempat menyampaikan, pihak Kelurahan Paoman sudah mendatangi rumah Tomi dan akan diajukan program Rutilahu serta Baznas. "Cuma untuk realisasinya kami belum tau. Dan perkembangan pengajuan itu juga kami belum tau," kata Sohibul.
Editor : Agus Warsudi
program rutilahu rumah tidak layak huni rumah tak layak huni indramayu Kabupaten Indramayu pemkab indramayu rumah roboh
Artikel Terkait