Kawasan Sentra keripik tempe kekinian ada di Jalan H AOM, Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. (Foto: MPI/Andri Bagus S)

JAKARTA, iNews.id - Sentra keripik tempe kekinian ada di Jalan H AOM, Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Awalnya, di sana hanya perajin tempe konvensional, tetapi mereka mau berinovasi dan membuat usahanya kini berkembang pesat.

Kawasan itu kini menjadi bagian dalam Klaster Keripik Tempe yang dibina langsung Bank Rakyat Indonesia (BRI). Hal itu agar sentral keripik tempe itu dapat makin berkembang pesat.

Berdasarkan pantauan, lokasi itu merupakan gang kecil yang hanya dapat dilalui satu unit sepeda motor saja. Namun, di sana berjajar tempat-tempat produksi keripik tempe yang cukup sibuk setiap harinya.

Di sana tampak ada perajin yang sedang membuat tempe mentahl, menggoreng tempe sampai dengan membungkus tempe. Transaksi jual dan beli tempe pun pastinya terjadi di sana.

Ketua Klaster Keripik Tempe Joko Asori mengatakan, sejak 1980-an sudah terkenal sebagai pusat perajin tempe untuk memenuhi kebutuhan pasar-pasar di Jabodetabek. Namun, pada 2011 para perajin mulai berinovasi membuat keripik tempe dengan berbagai varian rasa yang malah lebih berkembang pesat.

"Jadi, klaster setelah kami dirangkul pada 2015. Itu setelah banyak pedagang fokus usaha keripik tempe," ucap Joko Asori saat ditemui iNews.id, belum lama ini.

Joko menceritakan di sana ada 38 perajin keripik tempe. Namun, satu sama lainnya pedagang tidak ada persaingan usaha karena punya langganan masing-masing. "Tidak ada persaingan di sini. Pasarnya berbeda-beda setiap perajin," ujarnya.

Ketua Klaster Keripik Tempe Joko Asori

Dia menyatakan semenjak para perajin beralih fokus tempe konvensional menjadi keripik membuat bisnis itu menjadi warna baru dan berkembang pesat. Pasalnya, setiap perajin mendapatkan permintaan keripik tempe cukup tinggi.

"Kalau usaha saya, per satu kilogram keripik tempe seharga Rp70 ribu. Saya satu hari bisa menjual 70 kilogram," ucapnya.

Klaster Keripik Tempe Dapat Perhatian Lebih dari BRI

Joko menyatakan semenjak bergabung menjadi klaster memang para perajin mendapatkan perhatian dari BRI. Sebab, klasternya diberikan bantuan kebutuhan operasional agar produksi keripik tempe lebih maksimal.

"Dapat bantuan alat produksi, diantaranya mesin potong, kompor, drum stainless dan lain-lain," ucapnya.

Dia menuturkan para anggota klaster pun dapat direkomendasikan mendapatkan permodalan kredit usaha rakyat (KUR). Tentunya hal itu jika mereka membutuhkan suntikan dana untuk mengembangkan usaha. "Saya juga akan merekomendasikan anggota klaster untuk mengajukan KUR BRI," ujarnya.

Klaster Usaha Jadi Langkah BRI Sentuh UMKM Lebih Dekat

BRI berkomitmen melakukan pemberdayaan dan pendampingan berupa pembiayaan hingga pelatihan terhadap UMKM. Salah satu program pemberdayaan yang terus bertumbuh dan memberikan manfaat untuk UMKM lewat program “Klaster Hidupku”.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan “Klaster Hidupku” menjadi upaya BRI untuk mencapai tujuan UMKM naik kelas. Oleh dikarenakan, dengan memanfaatkan program itu untuk UMKM tumbuh dan dapat menjadi inspirasi bagi pelaku usaha di daerah lain.

“Kami berkomitmen untuk terus mendampingi dan membantu pelaku UMKM, tidak hanya dengan memberikan modal usaha, tetapi juga melalui pelatihan-pelatihan usaha dan program pemberdayaan lainnya, sehingga UMKM dapat tumbuh dan semakin Tangguh,” ucap Suparo dalam keterangannya.

Program Klaster Hidupku menjadi cara BRI menaik kelaskan nasabah yang ada dalam rangka tumbuh secara berkelanjutan. Mereka pun akan tangguh dalam menjalankan usahannya.


Editor : Kastolani Marzuki

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network