BOGOR, iNews.id - Kisah Siti Julaeha pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang berbisnis kue basah sambil membantu sesama. Siti terjun dalam dunia usaha pada 2017 untuk mengisi waktu luang setelah memutuskan berhenti bekerja.
Keputusan berhenti bekerja awalnya dia pilih agar banyak waktu untuk mengurus orang tuanya yang sedang sakit dan berwirausaha.
Puding adalah menu pertamanya dalam menjalani usaha. Dia melakukan metode pemasaran dengan pesanan online via pesan singkat WhatsApp. Ternyata, pudingnya mendapatkan respons baik.
Seiring berjalannya waktu usahanya yang berada di Bojong Gede, Kabupaten Bogor itu kini sudah punya 15 varian menu kue basah. Tentunya itu makin banyaknya pilihan kue itu untuk memanjakan para pelanggan.
"15 macam kue itu di antaranya, risol mayo, nona manis, brownies dan lain-lain. Dalam satu hari setiap macamnya saya memproduksi 50 buah. Itu belum termasuk pesanan," kata Siti ditemui MPI belum lama ini.
Harga kue yang dijual berkisar Rp1.500 sampai dengan Rp2.500. Dia mampu mendapatkan penghasilan berkisar Rp800.000 sampai Rp 1,5 juta dalam setiap harinya.
"Saat ini saya juga berjualan di depan sekolah dekat rumah dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB," ucapnya.
Siti menuturkan saat ini mempekerjakan empat orang karyawan yang berstatus janda. Sebab, dia nilai dalam rezeki yang diperoleh ada hak orang-orang yang membutuhkan.
"Setiap harinya 4 orang pekerja. Jika sedang banyak pesanan, bisa lebih dari sepuluh orang," ujarnya.
Tidak hanya mempekerjakan janda saja, dia pun selalu menyisihkan kuenya untuk diberikan untuk anak yatim dalam setiap harinya. Siti nilai cara itu agar usahanya dapat memberikan keberkahan untuk banyak orang. "Saat dagangan tidak habis pun saya prioritaskan untuk diberikan ke tokoh-tokoh agama," katanya.
Terbantu dengan Permodalan dari KUR BRI
Siti menyatakan dua tahun lalu memang memanfaatkan permodalan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI sebesar Rp 50 juta. Nominal itu digunakan untuk membeli alat-alat produksi. "Saya sudah menggunakan dua kali KUR BRI. Sangat terbantu, ya," ucapnya.
Untuk menggunakan KUR memang tidak ada penawaran dari pihak BRI. Akan tetapi, dia yang mengajukan setelah menimbang-nimbang berbagai kredit yang tidak memberatkan pelaku UMKM. "Saya mengajukan untuk suntikan modal usaha saja. Itu bukan adanya penawaran," ucapnya.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait