"Detail penjual koran paling berkesan buat saya. Saya menggambarkan sosok Jenderal Dudung umur sebelas tahun. Ini tidak melihat foto, saya gambarkan saja," ujarnya.
Selain anak kecil penjual koran, tutur Umar, dalam lukisan itu juga terdapat gambar empat bintang di baret hijau yang dikenakan Dudung. Yang membuat menarik, saat lukisan itu dibuat, Dudung masih berpangkat Letnan Jenderal atau jenderal bintang tiga dan menjabat Pangkostrad.
Umar sengaja melukis bintang empat di baret yang dikenakan Dudung sebagai doa karier muridnya semasa SMP itu bakal naik menjadi KSAD dan menyandang bintang empat. "Saat melukis itu belum jadi KSAD. Belum bintang empat. Saya bikin sebagai doa. Akhirnya doa saya terkabul menjadi KSAD. Itu doa dari guru ke murid," tutur Umar.
Umar menuturkan lukisan itu dibuat atas inisiatif sendiri berlandaskan rasa bangga kepada murid. "Jadi lukisan ini tidak dipesan. Hanya ide, inisiatif saya melukis murid. Saya bangga berhasil melukis. Waktu diketemukan (bertemu dengan Jenderal Dudung) saya bangga. Murid saya banyak, yang paling melesat (kariernya) Pak Jenderal Dudung," ucapnya.
Editor : Agus Warsudi
Jenderal Dudung dudung abdurachman dudung abdurahman Letjen Dudung Abdurachman pangkostrad mantan pangkostrad seni rupa lukisan
Artikel Terkait