Observatorium Bosscha (kubah putih) di Lembang, KBB, saat baru berdiri pada 1923 silam. (FOTO: ISTIMEWA/ITB.ac.id)

Setelah itu, secara bertahap, dilakukan pengadaan alat. Seperti refraktor ganda dan alat-alat lain, termasuk pengadaan patung dari Bosscha yang dianggap telah memberikan banyak kontribusi untuk Hindia-Belanda dalam bidang astronomi.

Meskipun perkembangannya relatif cepat, di tahun-tahun awal berdirinya, observatorium ini tidak mampu menghasilkan banyak pencapaian astronomi karena kurangnya personel lingkungan observatorium ini.

Pada 26 November tahun 1928, Karel Bosscha meninggal dunia di perkebunan teh miliknya di daerah Malabar, Bandung. Posisi ketua asosiasi digantikan oleh Rudolf Kerkhoven hingga dia pensiun pada 1935.

“Semoga semua direktur dan pegawai dapat merayakan peringatan seratus tahun Observatorium Bosscha dengan baik dan semoga sukses selalu untuk mempromosikan astronomi di Indonesia,” ucap Dr Karel van der Hucht, saat mengakhiri presentasinya di acara peringatan 100 tahun berdirinya Bosscha.

Kini, Observatorium Bosscha dikelola oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) sejak 1950. Selain sebagai pusat kajian fenomena astronomi, Observatorium Bosscha juga menjadi destinasi wisata ilmu pengetahuan.

Pada waktu-waktu tertentu, terutama musim libur sekolah, Observatorium Bosscha banyak dikunjungi para pelajar. Di sini mereka mendapatkan wawasan tentang astronomi dan fenomena-fenomena luar angkasa yang pernah dan akan terjadi.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil menggunakan teropong di Observatorium Bosscha saat peringatan 100 tahun. (FOTO: ISTIMEWA/ITB.ac.id)

Editor : Agus Warsudi

Sebelumnya
Halaman :
1 2 3 4 5

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network