Kekecewaan Tori cukup beralasan. Selain harus antre dua jam, dia berharap bisa mendapat sedikit 'cuan' dari minyak yang dibelinya di agen itu untuk dijual kembali di di warungnya. "Saya mah untuk dijual lagi. Tapi ternyata nggak kebagian. Udah lama sih kondisi kayak gini," ujarnya.
Sementara itu, Sahrul, warga Kadipanten, mengatakan, sangat kecewa tidak mendapatkan jatah minyak goreng curah. Kondisi ini terjadi lantaran pasokan minyak goreng curah terbatas. Sementara, yang mengantre warga hampir dari semua wilayah di Kabupaten Majalengka.
"Karena jumlahnya (pasokan minyak goreng curah) terbatas, sementara yang datang (warga yang mengantre) dari semua wilayah, membuat kami tak kebagian jatah migor," kata Sahrul.
Mereka yang tak kebagian jatah, terpaksa menyimpan jeriken di agen dengan harapan mendapatkan minyak goreng curah saat pasokan tiba. Masing-miasng warga mendapatkan jatah migor curah maksimal 100 liter.
Editor : Agus Warsudi
antre minyak goreng antrean minyak goreng harga minyak goreng minyak goreng minyak goreng curah minyak goreng ditimbun kelangkaan minyak goreng Kabupaten Majalengka polres majalengka
Artikel Terkait