BANDUNG, iNews.id - Lima mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) merancang robot pembasmi Larva Aedes Aegypti penyebab demam berdarah dengue (DBD) yang diberi nama “Ofelos Larvasida Ball”. Robot tersebut diharapkan dapat mengendalikan penyebaran penyakit DBD.
Kelima mahasiswa tersebut antara lain, Alifia Febriani (Agribisnis), Dira Purwasih (Agribisnis), Siti Sintasari (Kimia), Veadora Yasminingrum (Teknik Elektro), dan Adinda Salsabila (Teknik Informatika) dengan dosen pembimbing Vira Kusuma Dewi.
Mereka merancang ide tersebut melalui Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) dengan mengusung judul “Smart Portable Larvasida Ball Berbahan Daun Ciplukan dan Kemangi sebagai Upaya Pengendalian Larva Nyamuk aedes aegypti yang Terintegrasi IoT”. PKM ini lolos didanai Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) tahun 2023.
Inovasi ini didasarkan atas hasil observasi tim terkait tingginya potensi penyebaran kasus DBD di Indonesia. Sehingga dibutuhkan sebuah inovasi untuk membasmi larva Aedes aegypti sebagai vektor penyebaran DBD di tempat perindukan nyamuk seperti selokan perkotaan.
Ofelos larvasida ball merupakan sebuah smart portable robot yang berfungsi mendeteksi, menyedot, dan membunuh larva Aedes Aegypti. Mengusung konsep smart portable, robot ini mengusung kepraktisan dan fleksibilitas dalam penggunaannya.
Robot dilengkapi dengan ESP 32 Cam yang berfungsi sebagai object recognition. Keadaan sekitar robot Ofelos dapat ditinjau melalui website dengan fitur monitoring sehingga memudahkan penggunaan dan pergerakan robot Ofelos dalam mencari larva nyamuk.
Larva nyamuk yang telah terekognisi akan disedot dengan submersible water pump dan ditransmisikan ke layer bawah di mana terdapat granula ekstrak daun ciplukan atau dalam bahasa Sunda disebut cecenet dan kemangi.
Daun kemangi dimanfaatkan sebagai agent contact poison yang dapat merusak dan memberikan sensasi terbakar pada kulit larva. Sedangkan daun cecenet berfungsi sebagai senyawa yang mengganggu sistem saraf pada larva.
“Ofelos Smart Portable Larvasida Ball menyempurnakan teknologi terdahulu dengan mempertimbangkan aspek kearifan lokal melalui daun kemangi dan ciplukan,” ungkap Alifia Febriani.
Editor : Agus Warsudi
demam berdarah demam berdarah dengue nyamuk demam berdarah terjangkit demam berdarah aedes aegypti nyamuk aedes aegypti mahasiswa unpad bandung Unpad Bandung
Artikel Terkait