Anak yang jadi korban pemerkosaan akan megalami dampak fisik, psikis, dan sosial berkepanjangan. (Foto: Ilustrasi/Ist)

Teddy menuturkan, anak cenderung mudah menjadi korban kekerasan seksual, karena mereka masih mudah dipengaruhi. Pelaku pemerkosaan melakukan upaya intimidasi dan sugesti. Sugesti ditanamkan dan  dipengaruhi, kemudian dibisikkan ke telinga korban bahwa murid harus taat kepada guru. 

Hal itu dilakukan terus-menerus, sementara korban hidup di lingkungan tertutup atau terisolasi selama bertahun-tahun. 

"Kondisi ini akan mempengaruhi perkembangan kepribadian dan pemikiran korban ke arah patologis. Salah satu gangguannya disebut stockholm syndrome, yaitu gangguan psikiatrik pada korban penyanderaan yang membuat mereka merasa simpati atau bahkan muncul kasih sayang terhadap pelaku," tutur Teddy. 

Intervensi terhadap korban kekerasan seksual pada anak, kata Teddy, harus dilakukan oleh pihak-pihak yang berhubungan dengan anak. Juga kondisi fisik termasuk penyakit menular seksual, HIV, dan gangguan jiwa harus dilakukan penatalaksanaan. 


Editor : Agus Warsudi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network